News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

Karakter Rakyat Sulawesi Selatan Inilah yang Membuat Belanda Frustasi dan Mengirim Kapten Westerling ke Makassar

Kamis 5 Desember 1946, dibawah pimpinan Kapten Westerling, sebanyak 123 personel pasukan khusus Belanda atau Depot Speciale Troepen (DST) tiba di Makassar.
Rabu, 3 Agustus 2022 - 08:13 WIB
Westerling saat memimpin parade pada perayaan ulang tahun Ratu Juliana di Batavia.
Sumber :
  • Dok.Wikipedia

Hari itu, Kamis 5 Desember 1946, sebanyak 123 personel pasukan khusus Belanda atau Depot Speciale Troepen (DST) tiba di Makassar, Sulawesi Selatan. Pasukan itu datang dengan membawa misi khusus untuk melakukan "penertiban keamanan".

Maarten Hidskes, dalam bukunya "Di Belanda, Tak Seorangpun Mempercayai Saya" Korban Metode Westerling 1946-1947, diterjemahkan oleh Susi Moeiman, Maya Sutedja-Liem, Nurhayu Santoso, dan diterbitkan oleh Yayasan Obor 2018, menyebutkan, tak semuanya dari 123 personel DST yang dikirim ke Sulawesi Selatan itu orang Belanda.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Sebagian dari pasukan DST itu merupakan pemuda asal Belanda, kebanyakan dari mereka adalah pemuda asal Sunda, Ambon, Manado, Jawa dan Timor. Hanya sekitar 20-an personilnya yang merupakan orang Belanda.

Pasukan itu dipimpin oleh seorang Kapten Belanda kelahiran Turki, bernama Raymond Pierre Paul Westerling, atau Kapten Westerling.

Setelah tiba di Makassar, Westerling kemudian mendirikan markasnya di Mattoangin. Dari titik inilah, Westerling kemudian menyusun strategi untuk Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan) dengan "caranya sendiri".

Baca Juga: Kapten Westerling pun Tertawa Saat Ditanya Soal Pembantaian 40 Ribu Jiwa di Sulawesi Selatan

Cara Westerling ini disebut tidak berpegang pada Voorschrift voor de uitoefening van de Politiek-Politionele Taak van het Leger - VPTL atau Pedoman Pelaksanaan bagi Tentara untuk Tugas di bidang Politik dan Polisional, mengenai ketentuan tugas intelijen serta perlakuan terhadap penduduk dan tahanan. 

Dari Mattoangin inilah kemudian episode cerita-cerita pilu tentang pembantaian warga yang dilakukan oleh Kapten Westerling dan pasukannya, dalam operasi militer selama 12 minggu dalam kurun waktu 11 Desember 1946 hingga 3 Maret 1947.

 

Negara Indonesia Timur

Belakangan, aksi pembantaian Kapten Westerling di Sulawesi  Selatan tersebut kemudian menjadi aib yang memalukan bagi pemerintah Belanda.

Belanda lalu mengirimkan tim ke Makassar untuk mengumpulkan fakta dibalik  operasi "penertiban" yang dilakukan oleh Kapten Westerling tersebut.

Burhan, seorang tokoh yang berjuang bersama Bung Hatta dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) sekaligus orang yang kerap di sekitar Van Mook, pemimpin  pemerintahan kolonial Belanda di Batavia waktu itu, menyampaikan sejumlah kesaksian kepada sejarawan Salim Said, tentang alasan dibalik operasi pembantaian Westerling itu. 

Foto: Kapten Westerling (Wikipedia)

Menurut Burhan, ceritanya bermula pada pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT) sebagai salah satu negara boneka ciptaan Van Mook. 

“Bagian yang paling tidak dikuasai Belanda di negara-negara boneka itu adalah Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan memang tak henti-hentinya mengirimkan pemuda untuk berjuang di Jawa." tulis Salim Said dalam bukunya "Dari Gestapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian".
 
"Inilah yang membuat Jenderal Spoor marah kepada De Vries, komandan tentara Belanda di Makassar. Spoor lalu memutuskan mengirimkan teman lamanya, Westerling bersama 900 anak buahnya ke Makassar.” lanjut Salim, mengutip kesaksian Burhan.

Keputusan Spoor itu tampaknya tidak dikonsultasikan dengan Van Mook, pemimpin pemerintahan. Itulah yang menyebabkan dikirimnya misi pencari fakta tersebut.

Akan tetapi, apakah Jenderal Spoor memerintahkan pembunuhan seperti yang dilakukan Westerling tersebut? Menurut temuan Burhan. Soal membunuh banyak tentu tidak. 

Foto: Westerling memimpin parade pada perayaan ulang tahun Ratu Juliana di Batavia. (Wikipedia)

Spoor hanya memberi kekuasaan kepa da Westerling melakukan apa saja yang dianggapnya cocok untuk mengatasi keadaan yang gagal ditangani De Vries. 

"Untuk tugas itu, Westerling tidak bertanggungjawab kepada siapa pun di Makassar.” kata Burhan kepada Salim Said.

Mengapa pembantaian massal harus dilakukan di Sulawesi Selatan? Burhan menyebut bahwa pembantaian Westerling tersebut adalah kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda dalam menyiapkan pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT). 

Baca Juga: Cerita-Cerita Pilu Tentang Pembantaian Kapten Westerling di Sulawesi Selatan

Negara bagian NIT adalah satu dari sejumlah negara bagian bentukan Van Mook, untuk menunjukkan bahwa Republik Indonesia yang berpusat di Yogyakarta tidak mewakili aspirasi seluruh penduduk Hindia Belanda. 

Untuk tujuan itulah segala cara ditempuh Belanda. Mereka ingin menunjukkan bahwa semua penduduk Indonesia Timur, terutama Sulawesi Selatan, bahwa mereka mendukung proyek NIT.

Rencana itu tidak berjalan mulus. Meski sebagian besar pemuda pejuang Sulawesi Selatan sudah hijrah berjuang di Jawa, sebagian pejuang tetap bertahan di daerah masing-masing. Mereka inilah yang menjadi duri dalam daging Pemerintahan Kolonial Belanda. 

"Meski kecil-kecilan, perlawanan terjadi di mana-mana. Belanda yang kewalahan akhirnya memilih jalan teror demi membungkam aspirasi rakyat yang menolak proyek NIT." ungkap Salim Said.

Para bangsawan Bugis dan Makassar memobilisasi pengikutnya melakukan perlawanan kepada Belanda. Tidak hanya di tanah Sulawesi Selatan, mereka juga mengirim delegasi ke Jakarta untuk menyatakan dukungan kepada Pemerintahan Soekarno - Hatta.

Mereka juga mengatur pertemuan para pemuka masyarakat se-Sulawesi Selatan untuk mencari jalan menyampaikan dukungan kepada Proklamasi lahirnya Indonesia. 

Foto; Pembantaian Pasukan Westerling di Alun-Alun Barru, Sulawesi Selatan (Dok.Maarten Hidskes)

Dua tokoh penting yang terbunuh akibat kekejaman Westerling adalah Datu Suppa Toa (senior), Andi Makkasau, dan Datu Suppa Lolo (junior) Andi Abdullah Bau Massepe. 

Datu Suppa Toa adalah mantan Datu Suppa, sedangkan penggantinya waktu itu adalah Andi Abdullah Bau Massepe, putra Raja Bone, Andi Mappanyukki.

"Kedua bangsawan tinggi Bugis ini memainkan peran besar dalam mengorganisasikan serta mengarahkan gerakan mendukung kemerdekaan Indonesia." tulis Salim Said. 

Mereka berdua adalah pemimpin kaum Republik yang memprakarsai pertemuan para pemimpin masyarakat untuk menyatakan dukungan kepada Republik Indonesia. Belanda menghabisi kedua Datu tersebut beserta hampir 300 orang pejuang Suppa, pengikut mereka, juga dihabisi. 

 

Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan 

Mengapa hanya untuk membentuk NIT Belanda melakukan gerakan teror di Sulawesi Selatan?. Menurut Salim Said, hak itu tampaknya tidak terpisahkan dari semangat perlawanan orang-orang Bugis, Mandar, dan Makassar yang baru beberapa puluh tahun sebelumnya terlibat dalam Perang Bone yang dilancarkan oleh Gubernur Jenderal Van Heutz pada awal abad ke-20. 

Dalam usahanya menundukkan dan mempersatukan wilayah Hindia sebagai jajahan Belanda, Van Heutz, jenderal penakluk Aceh, mengadakan perang penaklukan di berbagai penjuru Hindia Be landa.

Bone, seperti juga Aceh, Klungkung di Bali, dan sejumlah daerah lainnya, semua kemudian ditaklukkan oleh tentara yang dikirim oleh Van Heutz. Tapi, semangat perlawanan tidak berhasil dilumpuhkan. 

Foto: Kapten Westerling saat perpisahan di Mattoangin, 3 Maret 1947 (Dok. Maarten Hidskes)

Di Sulawesi Selatan, Belanda tidak pernah menemukan ketenangan dalam usahanya menjajah kembali Indonesia setelah Jepang terusir. Belanda bahkan tidak berani menduduki Aceh setelah Jepang menyerah.

"Khusus untuk Sulawesi Selatan, sejarah perlawanannya bisa ditarik jauh ke belakang. Ketika sekian abad silam armada Cornelis Speelman berhasil menaklukkan Sultan Hasanuddin, para mantan tentara Hasanuddin melanjutkan perlawanan jauh dari kampung halaman mereka." ungkap Salim dalam bukunya. 

Di Pulau Jawa, sebagian mereka menjadi tentara Trunojoyo, yang lainnya menjadi tentara di Kesultanan Yogyakarta (Pasukan Daengan), sebagian menjadi perompak yang mengganggu Belanda di Selat Malaka. 

Foto: Lukisan Sultan Hasanuddin (Wikipedia)

Diantara para bekas serdadu Hasanuddin itu juga ada yang memilih mengab di sebagai pengawal pribadi Raja Siam (Thailand sekarang), sementara sebagian lainnya berimigrasi ke Sumatra, Kepulauan Riau, dan Semenanjung Melayu.

Semangat tak kenal menyerah itulah yang bangkit kembali setelah Republik Indonesia lahir pada 1945. Kini mereka melawan Belanda tidak lagi sebagai orang Bugis, Makassar, atau Mandar.

Mereka melawan sebagai orang Indonesia untuk menegakkan dan mempertahankan Tanah Air Indonesia dari usaha kolonial Belanda melanjutkan penjajahannya. 

Baca Juga: Begini Nasib Kapten Westerling Dimasa Tuanya

Karena ruang gerak terbatas dan tentara Belanda, dengan bantuan Sekutu Australia, cepat melakukan konsolidasi, para pejuang menjadi sulit bergerak di kampung halaman mereka. 

"Inilah penjelasannya mengapa mereka berbondong-bondong menyeberang ke Pulau Jawa, menjadi pejuang di sana. Nenek moyang mereka dulu berangkat ke Jawa menjadi pasukan Trunojoyo atau pasukan Daengan (Yogyakarta), kini mereka ke Pulau Jawa menjadi tentara Republik Indonesia yang baru lahir." ungkap Salim. 

Sisanya dalam jumlah kecil tetap bertahan melawan Belanda di Sulawesi Selatan. Yang bertahan inilah yang menjadi sasaran teror Westerling. (Buz)

Ikuti terus perkembangan berita terbaru lainnya melalui channel YouTube tvOneNews:

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

tvonenews

 

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Masih Ingat Carlos Raul Sciucatti? Pesepak Bola Argentina yang Jadi Mualaf sampai Belajar Islam di Pesantren Kalimantan

Masih Ingat Carlos Raul Sciucatti? Pesepak Bola Argentina yang Jadi Mualaf sampai Belajar Islam di Pesantren Kalimantan

Kisah Carlos Raul Sciucatti, pesepak bola asal Argentina yang lama berkarier di Indonesia, memutuskan menjadi mualaf hingga mendalami Islam di pesantren Kalimantan.
Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas perusahaan yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Sosok YouTuber sekaligus streamer Resbob yang kerap tampil lantang dan provokatif di media sosial, tampak jauh berbeda saat diamankan aparat kepolisian....
Jangan Diteruskan, Lakukan 4 Langkah Awal Ini jika Kamu Alami Cedera saat Main Padel

Jangan Diteruskan, Lakukan 4 Langkah Awal Ini jika Kamu Alami Cedera saat Main Padel

Jika kamu mengalami cedera saat bermain padel, pastikan untuk langsung melakukan empat langkah di bawah ini.
Megawati Hangestri Bersyukur Raih Perunggu SEA Games 2025: Persiapan Singkat, Timnas Voli Putri Tampil Maksimal

Megawati Hangestri Bersyukur Raih Perunggu SEA Games 2025: Persiapan Singkat, Timnas Voli Putri Tampil Maksimal

Timnas voli putri Indonesia memastikan posisi ketiga setelah menumbangkan Filipina dengan skor 3-1 pada laga perebutan medali perunggu yang berlangsung di Hua Mak Indoor Stadium, Bangkok, Senin (15/12/2025).
2 Tips yang Bisa Dilakukan agar Dapat Mencegah Cedera saat Bermain Padel, Pemula Harus Paham!

2 Tips yang Bisa Dilakukan agar Dapat Mencegah Cedera saat Bermain Padel, Pemula Harus Paham!

Sebagai pemula dalam olahraga padel, dua tips ini harus dipahami lebih dulu untuk meminimalisir risiko cedera saat bermain padel.

Trending

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Tak Sesangar di Media Sosial, Resbob Tertunduk Seperti Ayam Sayur Saat Diringkus Polisi

Sosok YouTuber sekaligus streamer Resbob yang kerap tampil lantang dan provokatif di media sosial, tampak jauh berbeda saat diamankan aparat kepolisian....
Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satgas PKH Kantongi Identitas Perusahaan Diduga Biang Kerok Banjir Bandang Sumatera

Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mengungkapkan pihaknya telah mengantongi identitas perusahaan yang menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Posisi Runner-up SEA Games 2025 Makin Aman Usai Indonesia Panen 12 Emas Dalam Sehari, Erick Thohir Soroti Tim Atletik

Posisi Runner-up SEA Games 2025 Makin Aman Usai Indonesia Panen 12 Emas Dalam Sehari, Erick Thohir Soroti Tim Atletik

Gelombang medali emas yang diraih kontingen Indonesia pada hari kelima SEA Games 2025 di Thailand, Minggu (15/12), mendapat perhatian khusus dari Menpora, Erick Thohir. 
Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil!

Atalia Praratya Resmi Gugat Cerai Ridwan Kamil!

Atalia Praratya resmi menggugat cerai Ridwan Kamil. Pengadilan Agama Bandung pastikan sidang perdana digelar Rabu pekan ini.
Ramalan Keuangan Zodiak 16 Desember 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo hingga Pisces

Ramalan Keuangan Zodiak 16 Desember 2025: Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo hingga Pisces

Ramalan keuangan zodiak 16 Desember 2025 lengkap untuk Aries hingga Pisces, berisi nasihat finansial dan angka hoki untuk membantu kelola rezeki. Cek ramalanmu!
Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan

Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan

Polda Metro Jaya baru saja menggelar perkara kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, pada Senin (15/12). Bahkan, dalam gelar kasus itu, Kubu Roy Suryo angkat bicara
Kondisi Finansial Zodiak 16 Desember 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Kondisi Finansial Zodiak 16 Desember 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Berikut ramalan kondisi finansial zodiak pada 16 Desember 2025 untuk enam zodiak terakhir, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT