Jakarta - Misteri kematian Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat masih diselimuti sejumlah kejanggalan. Sudah lebih dari tiga pekan, penyidikan kasus kematian Brigadir J hingga kini masih terus berlanjut, Jumat (29/7/2022).
Sebelumnya, Brigadir J diduga tewas dalam baku tembak sesama polisi dengan Bharada E di kediaman Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Kali ini terungkap komunikasi terakhir Brigadir J sebelum tewas dengan kekasihnya Vera. Hal itu dibeberkan saudaranya Brigadir Yosua, Roslin Simanjuntak, di acara Dua Sisi tvone, Kamis (28/7/2022).
Roslin katakan, Vera menceritakan ke keluarga Brigadir J, bahwa sebelum Yosua tewas ditembak Bharada E, adanya sebuah ancaman.
"Mbak Veranya, cerita si ke kami, bahwasanya adanya pengancaman sama si Novriansyah (Brigadir J) sebelum meninggal," ujar Roslin kepada tvone, seperti yang dikutip tvonenews.com dari kanal YouTube tvone, Kamis (28/7/2022).
Roslin Ketika Bercerita Soal Komunikasi Birgadir J Sebelum Tewas
Kemudian saat disinggung kapan pengancaman terjadi, ia katakan, Vera tidak cerita kapan pengancaman itu terjadi.
"Cuman pas si Vera datang Minggu pagi, dia nangis terus di belakang rumah. Jadi saya tanya, Vera kenapa nangis terus? Nggak kuat aku kata Vera," ucapnya.
"Coba kau jujur sama bou, ada apa di balik ini semua. Di situ la dia cerita bahwa ada pengancaman si Yosua mau dibunuh," sambungnya menjelaskan.
Lalu, saat tim tvone mempertanyakan siapa yang melakukan pengancaman, ia katakan, orang di sekitar Yosua (Brigadir J).
"Orang yang di lingkungan rumahnya pak Sambo," ujarnya.
Selanjutnya, saat ditanyakan siapa yang melakukan pengancaman di rumah Ferdy Sambo kepada Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi. Ia hanya katakan tidak mengetahui.
"Itu ancaman kan lewat hp kan, waduh saya tidak tahu dan tidak bisa mengatakan. Kalau asrama polisi di Duren 3 itu kan yang sekarang TKP ini. Tapi rumahnya pak Ferdy Sambo itu tidak terlalu jauh dari asrama itu," katanya.
Rekaman Elektronik Adanya Dugaan Ancaman Pembunuhan
Sebelumnya, pengacara Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak mengaku memiliki rekaman elektronik adanya ancaman pembunuhan. Pihaknya menyebut sebelum tewas Brigadir J sempat menghubungi seseorang sambil menangis lantaran ketakutan.
Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak
"Kami dapat rekaman elektronik dari orang kepercayaannya (Brigadir J). Dalam video itu, dia menangis karena tahu ada ancaman akan dibunuh," ungkap Kamaruddin Simanjuntak saat dihubungi tvonenews, Minggu (24/7/2022).
Hal itu semakin meyakinkan adanya dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Pasalnya, bukti rekaman elektronik tersebut terjadi tepat sehari sebelum kejadian yakni Kamis (7/7/2022).
"Pada sehari sebelum kejadian pembunuhan, tepatnya tanggal 7, dia (Brigadir J) curhat sampai mengucapkan kalimat terakhir. Itu artinya dia tahu bakal dibunuh, ancamannya, dia akan dihabisi hingga dibunuh," pungkasnya.(Aag/pdm)
Load more