Kendal, Jawa Tengah - Dalang pembunuhan Rina Wulandari, atau istri Kopda Muslimin, yang menjadi dalang di balik percobaan pembunuhan istrinya sendiri, ditemukan tewas di rumah orang tuanya di kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kendal, Jawa Tengah. Ditemukan Tewas Kopda M Janjikan Bonus Rp 200 Juta Hingga Mobil Buat Para Pelaku Penembakan Rina Wulandari
Setelah beberapa hari jadi buron, hari ini sang otak pembunuhan Rina Wulandari, ditemukan Tewas Kopda M janjikan bonus Rp 200 juta hingga mobil buat para pelaku penembakan Rina Wulandari.
Kopda M, prajurit Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI, yang menjadi dalang di balik percobaan pembunuhan istrinya sendiri, ditemukan tewas di rumah orang tuanya di kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kendal, Jawa Tengah
Sebelum ditemukan tewas pada Kamis, (28/7/2022) pukul 07.00 WIB di rumah orang tuanya, sekitar pukul 05.30 WIB dengan menggunakan kendaraan roda dua bernomer polisi AA 2703 NC, Kopda M mendatangi rumah orang tuanya. Saat itu, kedatangan Kopda M disambut oleh ayahnya, Mustakim.
Setelah memasuki rumah Kopda M langsung menemui kedua orang tuanya dan langsung meminta maaf pada keduanya dalam keadaan muntah-muntah. Usai ia muntah-muntah, Kopda M, kemudian menuju kamar dan berbaring di tempat tidur.
"Tadi pukul 05.30 bahwa saudara M pulang ke rumah orang tuanya, pada saat pulang beliau sempat meminta maaf," Jelas Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi.
Pada pukul 07.00 WIB orang tua Kopda M memasuki kamar dimana Kopda M berbaring, Namun karena merasa curiga, orang tua Kopda M pun memeriksa anaknya yang terbaring tanpa gerak, dan ternyata setelah diperiksa Kopda M dinyatakan meninggal dunia.
Kemudian, saudara Arif, langsung melaporkan ke Dan unit intel Kodim 0715/ Kendal bahwa kakaknya meninggal dunia di rumah orang tuanya.
Tak berapa lama tim dari Inafis mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung melakukan olah TKP untuk memastikan tewasnya Kopda M.
"Didapati pukul 07.00 meninggal dunia kemudian kita dari Nafis Dari pom kita melakukan olah TKP untuk memastikan meninggalnya korban," Tambahnya.
Rencana autopsi yang akan dilakukan pihak kepolisian hingga kini masih menunggu persetujuan pihak keluarga. "Nanti secara yuridis formal akan kita laksanakan otopsi atas persetujuan keluarga tentang kematian itu sendiri setelah hasil otopsi akan kita sampaikan ada muntah muntahnya." tandasnya.
Rencana autopsi yang akan dilakukan pihak kepolisian hingga kini masih menunggu persetujuan pihak keluarga.
Peristiwa penembakan terekam dalam CCTV yang terjadi di jalan cemara III, Banyumanik. saat Rina bersama anaknya berada di depan rumahnya, lalu 4 orang pelaku yang menggunakan dua sepeda motor tanpa nomor polisi.
Masing-masing pelaku memiliki peran tersendiri, ada yang menjadi ekskutor penembakan dengan menggunkan helm untuk motorcross dan membawa senjata api, sedangkan 2 pelaku lainnya bertugas sebagai pengawas dalam eksukusi penembakan.
kasus penembakan istri TNI di semarang, 4 ekskutor dan 1 penjual senjata api telah ditangkap yakni Sugiono alias babi, Ponco Aji Nugroho, Supriyono alia sirun, Agus Santoso alias Gondrong dan Dwi Sulisyono yang berperan sebagai penjual senjata apai.
Dalam konferensi pers disebutkan bahwa keempat pelaku eksekutor lapangan dan tim pengawas mendapat bayaran Rp 120 juta dari Kopda Muslimin, sedangkan senjata api dibeli seharga Rp 3 juta.
Sebelum Ditemukan Tewas Kopda M Janjikan Bonus Buat Para Eksekutor
Sementara itu, dalam acara Ragam Perkara TvOne bersama Kompel Pol Irwan Anwar selaku Kapolrestabes Semarang menuturkan bahwa Kopda M menjanjikan para pelaku eksekutor bonus jika berhasil membunuh sang istri yang bernama Rina Wulandari.
"Dari keterangan yang bersangkutan itu diketahui ada bonus tambahan yang dijanjikan oleh tersangka yang melarikan diri, bila korban meninggal dunia atau berhasil terbunuh itu sebanyak 200 juta, itu belum sempat diberikan. bahkan selain 200 juga ini juga bonus yang dijanjikan oleh tersangka melarikan diri ini selain 200 juta adalah 1 unit mobil,"ujar Kapolrestabes Semarang.
Lebih lanjut, percobaan pembunuhan terhadap korban RW ini kabarnya sudah ada beberapa kali sebelumnya, hal ini pun dijelaskan Kompel Pol Irwan Anwar (Kapolrestabes Semarang).
"Yang kami dapatkan sementara dari saksi dan dari para pelaku itu ini peristiwa penembakan ini bukan percobaan pertama, jadi sebelum sebelum peristiwa ini juga pernah didahului oleh upaya misalnya membunuh korban dengan berpura-pura menjadi pencuri atau maling yang masuk ke rumah korban, ketika itu kebetulan korban belum tidur sedang menyusui anaknya sehingga mengetahui ada orang yang masuk ke dalam rumahnya sehingga kemudian meneriakkan hingga kemudian membuat tersangka ini melarikan diri."ucapnya.
"Percobaan yang lain itu melalui upaya santet, sebelumnya juga melalui upaya memberikan racun kepada korban, Namun semua itu atas permintaan dari tersangka yang melarikan diri ini,"lanjut ucapnya. (ind/mii)
Jangan Lupa Subscribe
Load more