Ditanya Tentang Pembantaian 40 Ribu Jiwa di Sulawesi Selatan, Kapten Westerling pun Tertawa
- Wikipedia
Ketika itu Juni, awal musim panas 1970, di sebuah restoran yang terletak di belakang Ryks Museum, Amsterdam, Belanda. Pria tua dengan postur tubuh kekar dan berotot itu duduk di sudut restoran, ia menantikan seorang tamu dari jauh.
Di depan restoran, pria itu juga telah menugaskan seorang pria tinggi kekar lainnya untuk menanti, sekaligus mengamati kedatangan sang tamu. Sekedar berjaga, apakah sang tamu berhak untuk dicurigai maksud dan niatnya.
Tamu yang dinantikan itu adalah wartawan senior dan juga sejarahwan Salim Said, sementara pria yang duduk didalam restoran itu adalah Kapten Raymond Pierre Paul Westerling, atau Kapten Westerling, sosok yang "melegenda" sebagai pembunuh 40 ribu jiwa di Sulawesi Selatan.
Foto: Westerling pada tahun 1970 (Dok.Salim Said)
"Sembari berjalan ke arahnya, saya memperhatikan bangun tubuh dan wajah mantan kapten pasukan khusus Belanda itu. Mengapa saya teringat pada wajah serigala? Tubuhnya kekar dengan otot yang kelihatan masih kencang. Usianya 51 tahun waktu itu." tulis Salim Said dalam bukunya, "Dari Gestapu ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian".
Kapten Westerling, dalam catatan sejarah, Ia tiba di Makassar pada 5 Desember 1946, memimpin 120 orang Pasukan Khusus Depot Speciale Troepen atau DST. Dia mendirikan markasnya di Mattoangin Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari Mattoangin, Westerling kemudian menyusun strategi untuk Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan) dengan caranya sendiri, dan tidak berpegang pada Voorschrift voor de uitoefening van de Politiek-Politionele Taak van het Leger - VPTL (Pedoman Pelaksanaan bagi Tentara untuk Tugas di bidang Politik dan Polisional), mengenai ketentuan tugas intelijen serta perlakuan terhadap penduduk dan tahanan.
Jumlah Pasti Korban Westerling
Kapten Westerling tertawa ketika mendengar pertanyaan Salim Said bahwa Ia telah membantai 40 ribu korban dalam operasi militer yang Ia lakukan.
“Tanyakan kepada Sarwo Edhie, Komandan Pasukan Khusus Indonesia, berapa banyak yang bisa dibunuh oleh pasukan khusus dalam waktu singkat,” kata Westerling, sebagaimana yang dituturkannya kepada Salim Said.
Menurut Salim, dalam wawancara tersebut, Kapten Westerling hanya mengaku membunuh 463 orang. Apakah yang 463 korban itu semua dihabisi oleh tangan Westerling sendiri? Tidak juga.
Load more