Protokol dan ADC Presiden mempersilakan Ketua dan para anggota Mahkamah Agung masuk ke Ruang Jepara. Habibie berdiri dan menyampaikan bahwa Ia dijanjikan dapat bertemu dengan Presiden Soeharto.
ADC Presiden kembali ke Ruang Jepara dan hanya sekejap kemudian, ADC kembali tapi hanya mempersilakan Ketua bersama para anggota Mahkamah Agung masuk ke Ruang Jepara tempat Presiden Soeharto berada.
"Saya merasakan diperlakukan 'tidak wajar' dan menahan diri untuk tetap sabar dan tenang. Saya membaca beberapa ayat Alquran yang saya hafal. Setelah beberapa waktu berlalu, Ketua dan anggota Mahkamah Agung keluar dari Ruang Jepara, dan ADC dan Protokol mempersilakan pimpinan DPR/MPR memasuki Ruangan Jepara untuk bertemu dengan Pak Harto." tulis Habibie.
Perasaannya makin penuh dengan kekecewaan, ketidakadilan, dan 'penghinaan', sehingga kemudian Habibie memberanikan diri untuk berdiri dan melangkah ke Ruang Jepara ingin bertemu langsung dengan Presiden Soeharto. Namun, tiba-tiba pintu terbuka dan protokol mengumumkan bahwa Presiden Republik Indonesia memasuki ruang upacara.
Habibie tercengang, melihat Soeharto melewatinya, terus melangkah ke ruang upacara, ia merasakan keberadaannya 'dilecehkan' di depan semua yang hadir.
"Betapa sedih dan perih perasaan saya ketika itu. Saya melangkah ke ruang upacara mendampingi Presiden Soeharto, manusia yang saya sangat hormati, cintai, dan kagumi yang ternyata menganggap saya seperti tidak ada. Saya melangkah sambil memanjatkan doa dan memohon agar Allah SWT memberi kekuatan, kesabaran, dan petunjuk untuk mengambil jalan yang benar." ungkapnya.
Dalam ruang upacara yang sudah penuh dengan wartawan dalam dan luar negeri, Presiden Soeharto kemudian membaca pertimbangan pengunduran dirinya sebagai presiden:
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Sejak beberapa waktu terakhir saya mengikuti dengan cermat perkembangan situasi nasional kita, terutama aspirasi rakyat untuk mengadakan reformasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.
Atas dasar pemahaman saya yang mendalam terhadap aspirasi tersebut dan terdorong oleh keyakinan bahwa reformasi itu perlu dilaksanakan secara tertib, damai, dan konstitusional.
Load more