Pemulihan Terus Berjalan, Aceh Tamiang Bangkit dari Bencana
- istimewa
Aceh, tvOnenews.com - Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang perlahan mulai bangkit pascabencana banjir yang merusak permukiman dan fasilitas umum. Setelah hampir satu minggu terisolasi, akses transportasi kini kembali terbuka dan bantuan kemanusiaan dapat menjangkau wilayah terdampak.
Selama masa terputusnya akses, warga bertahan dalam keterbatasan. Makanan, pakaian, dan perlengkapan seadanya menjadi tumpuan hidup sehari-hari.
Seiring mulai berdatangannya bantuan pangan pokok dan obat-obatan, masyarakat berangsur kembali untuk membersihkan rumah serta lingkungan sekitar sebagai bagian dari upaya pemulihan.
Di tengah kondisi sulit tersebut, semangat anak-anak Aceh Tamiang mencerminkan ketangguhan masyarakat.
Mereka menyambut para relawan dengan senyum dan pesan penuh harapan, seakan menegaskan bahwa mereka sanggup melewati cobaan ini bersama.
“Untuk teman-teman Aceh yang juga terkena bencana, tetap semangat ya,” kata anak-anak saat direkam oleh Relawan MIND ID, Sabtu (20/12/2025).
Sebagai bagian dari dukungan pemulihan masyarakat terdampak, Holding Industri Pertambangan MIND ID menyalurkan tiga truk bantuan berisi sekitar 100.000 item kebutuhan, meliputi vitamin, obat-obatan, serta perlengkapan dasar masyarakat.
Bantuan tersebut mencakup multivitamin anak dan dewasa, susu, madu, obat batuk, demam, maag, alergi, flu, diare, obat topikal, serta kebutuhan kebersihan seperti popok bayi dan dewasa, tisu basah, dan tisu kering. Distribusi bantuan difokuskan ke Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang.
Selain bantuan logistik, MIND ID bersama seluruh Anggota Grup juga menjalankan program Employee Volunteering. Melalui program ini, para karyawan diajak untuk terlibat langsung sejak proses evakuasi, penyaluran bantuan, hingga pendampingan pemulihan masyarakat di berbagai wilayah terdampak bencana di Sumatra.
Bantuan ini sebagai bentuk kehadirkan MIND ID sebagai perusahaan bersama seluruh karyawannya untuk hadir langsung, memberi bantuan tenaga dan semangat.
Koordinator Posko Paya Awe, Akhiruddin, bercerita bahwa desanya sempat terendam banjir hingga setinggi dua meter.
“Kami hanya bisa mengungsi di balai pengajian. Tidak ada makanan sama sekali, bahkan untuk anak-anak. Dampaknya bagi kami seperti tsunami kedua,” ujarnya.
Menurutnya, bantuan yang datang dari berbagai pihak, termasuk MIND ID sangat membnatu bagi masyarakat terdampak. Meski akses untuk membeli bahan pangan sudah mulai terbuka, dukungan dari luar masih sangat dibutuhkan.
Load more