BNPB Tekankan Mitigasi Bencana untuk Tekan Risiko dan Dampak, Warga Diimbau Waspada Hoaks
- Youtube BNPB Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan bahwa mitigasi bencana menjadi langkah kunci untuk mengurangi risiko serta dampak bencana alam di Indonesia, sekaligus memperkuat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi situasi darurat.
Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa mitigasi tidak hanya berkaitan dengan kesiapan fisik, tetapi juga kesiapan informasi masyarakat. Ia mengingatkan agar publik tidak mudah percaya terhadap hoaks dan informasi menyesatkan yang kerap muncul saat terjadi bencana.
“Selain kesiapan fisik, masyarakat juga harus waspada terhadap hoaks dan disinformasi terkait bencana yang sering beredar di situasi darurat,” kata Suharyanto dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (20/12/2025).
Mitigasi Dilakukan Sebelum Bencana Terjadi
Menurut Suharyanto, mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya yang direncanakan dan dilakukan sebelum bencana terjadi, dengan tujuan menekan potensi korban jiwa serta kerugian material.
Mitigasi mencakup pemahaman terhadap risiko bencana di setiap wilayah, pengenalan jenis ancaman yang mungkin terjadi, hingga kesiapan menghadapi kondisi darurat.
“Mitigasi itu mencakup pemahaman risiko bencana di lingkungan masing-masing, mengenali potensi ancaman, dan menyiapkan langkah-langkah menghadapi kondisi darurat,” ujarnya.
Ia menekankan, mitigasi yang baik akan membuat masyarakat lebih siap, tidak panik, dan mampu mengambil keputusan yang tepat ketika bencana terjadi.
Indonesia Rawan Bencana, Ribuan Kejadian Tercatat
Urgensi mitigasi bencana, lanjut Suharyanto, tercermin dari tingginya frekuensi kejadian bencana di Indonesia. Sepanjang tahun 2025, BNPB mencatat sebanyak 3.116 kejadian bencana terjadi di berbagai wilayah Tanah Air.
Mayoritas bencana tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi, antara lain banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor. Bencana-bencana tersebut dipicu oleh faktor cuaca dan iklim, yang intensitasnya cenderung meningkat terutama saat musim hujan.
“Bencana tersebut menyebabkan 1.492 orang meninggal dunia, 272 orang dinyatakan hilang, 7.751 orang mengalami luka-luka, serta jutaan warga terdampak dan mengungsi,” ungkap Suharyanto.
Selain menimbulkan korban jiwa, bencana juga menyebabkan kerusakan signifikan pada permukiman warga, fasilitas umum, serta infrastruktur vital yang berdampak pada aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat.
Load more