Tukang Parkir Sebut Resbob Sempat Tidur di Sebuah Kafe di Semarang sebelum Diciduk Polisi

Semarang, tvOnenews.com - Konten Kreator Muhamad Adimas Firdaus alias Resbob ternyata diringkus di sebuah kafe di Jalan Pramuka, Banyumanik, Kota Semarang pada Senin (15/12/2025) siang.

Tak hanya itu Resbob bahkan sempat bermalam di kafe tersebut demi menghindari incaran polisi.

Resbob diketahui sudah berada di lokasi tersebut sejak sehari sebelumnya.

Dia sempat beraktivitas dan bermalam di kafe yang berada di Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik.

Sumber :

• Tangkapan Layar

Keberadaan Resbob di kafe tersebut bahkan sempat disadarai warga setempat. 

Sejumlah orang mengaku melihat langsung aktivitas Resbob sejak Minggu hingga Senin siang.

Seperti yang dituturkan oleh tukang parkir di lokasi sekitar. 

Mbah Yah menyebut Resbob menginap satu malam sebelum akhirnya dijemput paksa polisi.

“Dia sempat menginap semalam di sini, lalu siangnya dijemput,” kata Mbah Yan saat ditemui di lokasi, Selasa (16/12/2025).

Awalnya, Mbah Yan tak sadar jika orang-orang yang menjemput Resbob adalah polisi. 

Namun, belakangan Mbah Yan menduga orang-orang tersebut merupakan aparat dari luar daerah.

"Lebih dari satu, ramai tetapi tidak ada keributan. Setelah tahu beritanya, sepertinya dari Jawa Barat," terangnya.

Resbob Minta Ampun

Begitu diciduk polisi di sebuah kafe di Semarang, Resbob langsung diterbangkan menuju Jakarta untuk kemudian digelandang ke Mapolda Jabar di Kota Bandung.

Sesampainya di Polda Jabar, Resbob digiring polisi dalam kondisi diborgol. 

Ia hanya bisa menunduk mengenakan hoodie berwarna abu-abu dan tak banyak bicara.

Di sela perjalanan masuk ke dalam Mapolda Jabar, sejumlah wartawan mengikuti Resbob dan meminta pernyataan darinya.

Saat ditanya wartawan, pemuda 25 tahun itu mengatakan dirinya merasa menyesal atas perbuatannya.

"Saya menyesali perbuatan saya, saya tidak akan mengulanginya kembali," kata pemuda itu, dikutip dari tayangan YouTube Liputan6.

Selain itu, ia juga mengatakan meminta maaf kepada masyarakat Sunda atas perkataannya yang menyinggung.

"Warga Sunda, saya, maafkan saya, maafin saya. Saya menyesali perbuatan saya," kata dia lagi. (muu)