Depresi dan Kecemasan Meningkat 25 Persen Pascapandemi, Deteksi Dini Perlu Dilakukan
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Setelah pandemi Covid-19, terungkap bahwa angka depresi dan kecemasan meningkat hingga 25 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat bahwa pada tahun 2022, 1 dari 8 orang hidup dengan gangguan mental.
Hal ini membuat kesehatan mental menjadi hal yang mendesak bagi masyarakat global.
Adapun berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi gangguan mental emosional mencapai 9,8 persen.
Parahnya, lebih dari 60 kasus gangguan mental tidak terdeteksi karena pemahaman awal yang minim dan stigma di masyarakat.
Terkait fakta ini, Direktur RS Puri Cinere, dr. Putri Nadia mengatakan, edukasi kesehatan mental menjadi penting.
"Edukasi mental health adalah bagian penting dari misi kami sebagai rumah sakit komunitas dan rujukan," kata dia, dalam talk show bertajuk “Deteksi Dini Gangguan Mental dan Perilaku–Kapan Perlu Bantuan Profesional?”, Sabtu (6/12/2025).
Ia menjelaskan pentingnya deteksi dini serta memahami gejala awal gangguan mental.
"Deteksi dini dan pemahaman gejala awal menjadi kunci untuk mencegah kondisi berkembang lebih parah," tegas dia.
Pihaknya pun berkomitmen untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang membutuhkan pendampingan profesional terkait gangguan kesehatan mental.
Senada, psikolog Tri Iswardani Sadatun mengatakan deteksi dini merupakan langkah pertama untuk pemulihan.
"Banyak kasus gangguan mental yang memburuk karena tidak dikenali sejak awal. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat dapat lebih cepat mengambil tindakan dan mendapatkan bantuan yang sesuai," ujarnya. (iwh)
Load more