BPJS Rilis 126 Juta Data Sampel untuk Tingkatkan Mutu Kesehatan Nasional
- BPJS
“Jika sudah mengisi, data akan otomatis dikirimkan melalui email yang didaftarkan pihak yang mengajukan permintaan data sampel. Bagi yang sudah memanfaatkan data sampel, mohon sampaikan hasil penelitiannya kepada kami supaya penelitian tersebut tidak berhenti di situ saja. Harapan kami, hasil penelitian tersebut bisa kami manfaatkan, kami tindak lanjuti, supaya membawa dampak yang lebih luas,” kata Edwin.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Ascobat Gani mengatakan bahwa pengelolaan big data yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan diharapkan ke depannya dapat dilengkapi dengan need assesment untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan masing-masing pengguna data. Di samping itu, juga perlu disusun perencanaan agenda penelitian ke depan supaya data yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Data BPJS Kesehatan merupakan aset yang luar biasa besar. BPJS Kesehatan sebagai pemiliknya, sementara penggunanya bisa dari pemerintah, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), rumah sakit, dan unit-unit sistem daerah seperti Dinkes dan fasilitas kesehatan di daerah. Peneliti berperan sebagai jembatan penghubung di tengahnya. Hasil penelitian yang mereka lakukan bukan hanya untuk memperkaya ilmu pengetahuan, melainkan juga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan kebijakan baru, menghemat pengeluaran biaya kesehatan, dan lain-lain,” katanya.
Selain memberi apresiasi, Prof. Ascobat juga mengingatkan bahwa ada sejumlah tantangan yang dihadapi BPJS Kesehatan. Pertama, mengenai sustainibilitas Program JKN. Biaya penyakit katastropik, efek rebound Covid-19, dan penerimaan iuran JKN disebut-sebut berpengaruh besar terhadap keberlanjutan Program JKN, sehingga tantangan ini harus segera diatasi.
"Tantangan kedua adalah soal disparitas layanan. UHC bukan hanya soal kepesertaan, namun juga mengenai akses layanan kesehatan yang merata. Aspek supply side menjadi tantangan kita saat ini. Tantangan selanjutnya ialah standar pelayanan, baik di tingkat primer maupun di tingkat rujukan, yang mempengaruhi kualitas kesehatan. Untuk mengatasi ketiga tantangan ini, harus ada langkah kolaborasi bersama," ujarnya. (rpi)
Load more