Rupiah Menguat ke Rp16.655 per Dolar AS di Senin Pagi Setelah Diprediksi Melemah
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin pagi (1/12/2025) kembali mencatatkan penguatan setelah sebelumnya diperkirakan melemah. Mengawali pekan pertama di bulan Desember, rupiah bergerak naik 20 poin atau sekitar 0,12 persen ke posisi Rp16.655 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan sebelumnya di level Rp16.675 per dolar AS.
Penguatan ini menjadi sorotan karena terjadi di tengah sentimen pasar global yang masih cenderung berhati-hati terhadap kebijakan moneter Amerika Serikat serta kondisi geopolitik yang belum stabil. Beberapa pelaku pasar menilai penguatan ini menunjukkan adanya penyesuaian teknikal pasar setelah tekanan yang terjadi sepanjang pekan lalu.
Meski menguat, analis memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif sepanjang sesi perdagangan hari ini. Rentang pergerakan rupiah diprediksi berada di kisaran Rp16.670 hingga Rp16.710 per dolar AS, bergantung pada arah pasar dan keputusan investor terhadap aset berisiko. Fluktuasi ini dinilai sebagai tren alami menjelang penutupan tahun, ketika permintaan valuta asing meningkat untuk kebutuhan pembayaran utang dan dividen korporasi.
Data dari sejumlah perbankan nasional seperti BCA, BNI, dan bank himbara menunjukkan pola yang relatif konsisten. Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini di berbagai layanan bank, baik e-rate, bank notes maupun transaksi counter, masih berada di kisaran level yang sama. Perbedaan nilai kurs dianggap wajar karena faktor likuiditas, mekanisme pricing, dan strategi manajemen risiko masing-masing bank.
Sentimen eksternal masih menjadi pendorong utama pergerakan rupiah. Fokus pasar saat ini tertuju pada potensi langkah The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan mulai melonggarkan kebijakan suku bunga pada Desember 2025. Biasanya, kebijakan penurunan suku bunga berdampak melemahkan dolar AS. Namun dalam kondisi ketidakpastian global, dolar justru masih berperan sebagai aset safe haven sehingga tetap diminati investor internasional.
Dari dalam negeri, permintaan dolar yang meningkat secara musiman turut memberi tekanan pada rupiah. Menjelang akhir tahun, kebutuhan pembayaran korporasi dan transaksi impor cenderung meningkat, sehingga memengaruhi permintaan mata uang asing. Meski begitu, pelaku pasar menilai fundamental ekonomi Indonesia masih solid, baik dari sisi cadangan devisa, inflasi, maupun stabilitas sistem keuangan.
Bank Indonesia diperkirakan tetap hadir di pasar melalui intervensi terukur untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Level Rp16.600-an dinilai masih berada dalam zona yang terkelola dan tidak menimbulkan risiko serius terhadap stabilitas moneter maupun ekonomi nasional.
Bagi masyarakat atau pelaku usaha yang memiliki kebutuhan transaksi valuta asing, sejumlah hal dapat menjadi pertimbangan. Pertama, mengecek kurs secara real-time karena nilai dapat berubah seiring pergerakan pasar spot. Kedua, memanfaatkan kurs elektronik (e-rate) yang umumnya lebih kompetitif dibandingkan transaksi di kantor cabang. Ketiga, menganalisis urgensi kebutuhan valuta—apakah transaksi harus dilakukan hari ini atau masih dapat ditunda dengan mempertimbangkan tren pergerakan pasar.
Menguatnya rupiah di awal pekan ini memberikan sentimen positif bagi pelaku ekonomi. Meski volatilitas masih akan berlanjut, pergerakan rupiah menunjukkan respons pasar yang adaptif terhadap dinamika global dan domestik. Dengan proyeksi kebijakan The Fed yang lebih longgar serta stabilitas ekonomi nasional, rupiah berpotensi bergerak lebih stabil dalam beberapa pekan ke depan. (ant/nsp)
Load more