Zulhas Sindir Kasus Viral Tumbler KRL, Sebut Bisa Bikin "Satu Indonesia Rusuh"
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com — Hilangnya tumbler tuku milik Anita Dewi di KRL tidak hanya mendapatkan respons dari netizen, tetapi juga sampai ke pejabat.
Salah satunya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), yang memberikan sindiran terkait viralnya kasus tersebut.
Dalam sebuah video yang diposting akun TikTok PAN @amanat_nasional, Kamis (27/11), terlihat Zulhas berada di satu ruangan bersama sejumlah kader, seperti Verrel Bramasta, Desy Ratnasari, hingga Sekjen PAN, Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio.
Di ruangan tersebut, Zulhas mengangkat sebuah tumbler dan mengatakan bahwa penggunaan tempat minum itu merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik.
"Jangan lupa pakai tumbler, tumbler ini mengurangi sampah plastik," ucap Zulhas.
Namun sambil mengangkat tumbler tersebut, Zulhas melirik ke arah Eko Patrio. Ia menambahkan kalimat bercanda yang kembali menyinggung kasus viral tersebut.
"Tapi jangan lupa Sekjen, jangan sampai ketinggalan ini-nya (tumbler). Jangan sampai hilang, nanti satu Indonesia rusuh," ujarnya disambut tawa para kader.
Kasus Tumbler Viral dan Pemecatan Petugas
Media sosial sebelumnya dihebohkan hilangnya tumbler tuku seharga Rp300 ribu milik penumpang KRL Anita Dewi yang menyebabkan seorang petugas KAI Commuter diberhentikan dari tugas.
Peristiwa ini terjadi saat Anita merasa kehilangan cooler bag yang berisi tumbler di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan.
Penumpang tersebut melaporkan kehilangannya kepada petugas di stasiun. Tak lama, petugas menemukan barang tersebut dan menghubungi Anita. Namun ketika dikembalikan, tumbler tidak ditemukan di dalam tas tersebut. Kasus ini kemudian diviralkan melalui media sosial.
Setelah viral, petugas KAI tersebut disebut kehilangan pekerjaan karena dugaan pelanggaran SOP penanganan barang tertinggal.
KAI Klarifikasi: Tidak Ada Pemecatan
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, menegaskan bahwa pihaknya tidak melakukan pemecatan terkait kasus tersebut.
“Sebagai tahap awal, tentunya kami melakukan koordinasi kepada pihak mitra pengelola petugas front liner,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Karina menyebut seluruh petugas lapangan selalu diinstruksikan mematuhi SOP dalam memberikan pelayanan. Ia memastikan kabar pemecatan tidak benar.
Load more