DPRD DKI Soroti Lemahnya Keamanan di Jakarta dalam Kasus Alvaro, Tagih Janji Kampanye Pramono Soal Pasang CCTV per RT
- dok. DPRD DKI Jakarta
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Francine Widjojo buka suara terkait meninggalnya Alvaro Kiano (6) yang diculik sejak Maret 2025 oleh ayah tirinya, Alex Iskandar, dan berakhir penemuan kerangka di sekitar kawasan Kali Cilalay, Tenjo, Bogor, Jawa Barat.
Francine menyoroti soal masih lemahnya keamanan di Jakarta, antara lain masih sedikitnya CCTV di lingkungan RT maupun RW.
Menurutnya, jika saat insiden penculikan Alvaro terdapat CCTV yang memadai, pasti keberadaan Alvaro cepat diketahui dan terduga pelaku cepat teridentifikasi.
“Kalau saja ada CCTV yang memadai, mungkin Alvaro bisa ditemukan di hari yang sama atau dilacak keberadaannya lebih cepat. Identifikasi pelaku juga lebih mudah jika ada CCTV,” kata Francine, dalam keterangannya, Jumat (28/11/2025).
Kemudian pencurian yang terjadi di Jakarta juga sering tak diketahui pelakunya akibat kurangnya CCTV. Maka dari itu dirinya menagih janji Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dalam kampanyenya saat Pilkada tahun 2024, untuk memperbanyak CCTV di lingkungan RT maupun RW.
"Pencurian motor juga sering dikeluhkan warga, termasuk dalam reses, dan warga menagih CCTV tiap RT yang dijanjikan saat Pak Gubernur kampanye,” tutur Francine.
Terkait hal ini, Francine juga menyayangkan CCTV yang dijanjikan tiap RT tersebut bahkan tidak dimuat dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025-2029.
“Setelah berulang kami usulkan, akhirnya wacana pemasangan CCTV masuk dalam RPJMD tapi tidak dirinci jumlahnya dan lokasinya apakah akan dipasang di tiap RT seperti janji Pak Gubernur. Padahal janji kampanye salah satu faktor keterpilihan, bukan sekadar janji manis tapi harus dipenuhi," jelas Francine.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengungkap awal mula kronologi Alvaro Kiano Nugroho (6) dijemput dan ikut ayah tiri, Alex Iskandar yang berakhir menjadi insiden penculikan disertai pembunuhan.
Nicolas menyebutkan bahwa awalnya korban bersama dengan teman-temannya melaksanakan ibadah salat magrib di masjid Jami Al-Muflihun, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Kemudian tiba-tiba datang pria, yakni AI yang mencari Alvaro.
“Dan ada seseorang yang tidak dikenal oleh para saksi datang mencari korban AKN. Selanjutnya, memang korban AKN ini sudah mengenal dengan orang yang dia cari, karena juga kebetulan ada saksi mengatakan bahwa ditanya, "Mencari siapa?" dan dijawab oleh AI bahwa, "Saya mencari anak saya, Alvaro”,” kata Nicolas, kepada wartawan, Kamis (27/11/2025).
Kemudian Nicolas menerangkan, saksi menyatakan bahwa Alvaro berada di lantai dua masjid dan yang bersangkutan dipersilakan untuk menemui Alvaro di lantai 2 masjid tersebut. Usai bertemu, Alex mengiming-imingi mainan dan makan agar Alvaro mau diajak pergi.
“Selanjutnya dari situ, AKN karena sudah kenal dengan AI, karena ini merupakan ayah tirinya, dan selanjutnya karena AI juga menjanjikan AKN untuk bersama-sama dengan dia keluar untuk mau membeli mainan dan makanan,” jelas Nicolas.
Selanjutnya korban mau ikut Alex. Namun, dalam perjalanan, Alex mengajak ke rumah dengan alasan ingin membersihkan diri atau mandi dahulu.
“Sampai di rumah itulah, karena AKN ini rewel dan nangis ingin pulang, dan mainan yang dijanjikan itu tidak kunjung ada, belum dibeli. Akhirnya dari situlah karena AKN rewel, nangis, akhirnya keluar dari situ, AKN dibekap dengan handuk yang tergantung dan juga dicekik serta ditindih. Akhirnya kurang lebih 2 sampai 3 menit, akhirnya korban AKN ini tidak bergerak lagi,” tegas Nicolas. (ars/rpi)
Load more