Sambangi Rumah Zulhas di Widya Chandra, Jimly Asshiddiqie Bakal Sampaikan ke Menko Pangan soal Hal Ini…
- Julio Trisaputra-tvOne
Jakarta, tvOnenews.com — Ketua Komisi Reformasi Polri sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie mendatangi rumah dinas Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di Widya Chandra, Jakarta, Rabu (26/11/2025) pagi.
Pertemuan itu bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan momentum bagi Jimly untuk membahas dua isu besar seperti gagasan perubahan kelima UUD 1945 dan dukungan politik untuk agenda reformasi kepolisian.
Jimly mengungkapkan bahwa kedatangannya merupakan undangan langsung dari Zulhas.
“Hari ini saya diundang Pak Zulhas kira-kira sebagai Menko atau sebagai Ketua Umum PAN. Beliau tertarik mau lihat buku yang saya kemarin kasih untuk Ibu Mega. Saya kasih. Masa Ketua Umum PDIP dikasih, Ketua Umum PAN enggak, gitu loh. Oh ya sudah siap saya datang,” ucap Jimly.
Buku yang dimaksud adalah bukunya yang berjudul "Menuju Perubahan Kelima UUD NRI Tahun 1945" yang ia bawa dan akan diserahkan kepada Zulhas.
“Mau saya kasih untuk manas-manasin supaya PAN mendukung ide perubahan kelima UUD. Ya kan,” ucapnya blak-blakan.
Meski Jimly kini memimpin Komisi Reformasi Polri, ia menegaskan bahwa buku tersebut disusun jauh sebelum komisi dibentuk dan tidak terkait langsung dengan isu kepolisian.
“Kayaknya (pembahasan pertemuan) mengenai Undang-Undang Dasar ini. Jadi karena reformasi Polri itu bagian kecil dari bangsa kita untuk menata ulang kehidupan ketatanegaraan. Nah, kita mulai dari polisi. Ini buku enggak ada kaitan dengan polisi ini. Ini saya bikin sekian bulan yang lalu sebelum dibentuk komisi reformasi," jelasnya.
Namun, Jimly tidak menutup kemungkinan bahwa pertemuan juga akan menyentuh isu reformasi Polri.
“Tentu nanti saya mau memberi informasi juga mengenai kepolisian. Karena pada akhirnya ada bagian kebijakan yang harus mengubah undang-undang tentang kepolisian. Maka itu kan kita perlu dapat dukungan juga dari semua partai,” katanya.
Ia juga menyinggung gejolak publik yang sempat memanas pada “Agustus Kelabu” ketika kantor polisi dan gedung DPRD dibakar massa di berbagai daerah.
“Itu gambaran dari perasaan umum bahwa ada sumbatan saluran aspirasi rakyat selama ini. Itu tercermin dibakarnya DPRD, beberapa DPRD. Bahkan, rumah anggota DPR yang hanya gara-gara joget. Tapi itu cermin dari kekhawatiran,” tandasnya. (rpi/nsi)
Load more