6 Rumah di Komplek Militer Bandung Terbakar, ABK 23 Tahun Meninggal Dunia: Damkar Ungkap Pemicu Api dari Permainan Anak
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Kebakaran besar melanda kawasan pemukiman padat di Komplek Militer Angkub Bengrad, Jalan Turangga, Kota Bandung, pada Minggu (23/11).
Insiden yang menghanguskan enam petak rumah itu menelan satu korban jiwa, seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bernama Zakaria Eka Candra, berusia 23 tahun. Korban dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Bandung.
Kepala Dinas Damkarmat Kota Bandung, Soni Bakhtiyar, membenarkan adanya korban jiwa tersebut. Menurutnya, Zakaria sudah dilarikan ke Rumah Sakit Sartika Asih sesaat setelah dievakuasi dari lokasi kebakaran.
“Anak dalam kondisi berkebutuhan khusus dengan usia 23 tahun meninggal dunia dan sudah dilarikan ke Rumah Sakit Sartika Asih,” kata Soni saat dikonfirmasi.
Damkarmat menerima laporan kebakaran pada pukul 10.52 WIB. Tak butuh waktu lama, tim pemadam tiba di lokasi sekitar lima menit kemudian dan langsung mendapati kobaran api yang sudah menjalar cepat ke enam petak rumah. Menurut Soni, area terbakar diperkirakan seluas 144 meter persegi.
Lebih dari 10 unit mobil pemadam dikerahkan untuk menguasai kobaran api. Petugas menghadapi tantangan besar karena lokasi kejadian berada di permukiman padat penduduk. Kondisi tersebut membuat api menjalar sangat cepat dari satu rumah ke rumah lainnya. “Petugas langsung melakukan penyekatan dari arah depan dan belakang untuk membatasi perambatan,” ujarnya.
Setibanya di lokasi, tim pemadam langsung bekerja dengan kekuatan penuh. Strategi penyekatan diterapkan agar api tidak menjalar ke bangunan di sekitarnya. Upaya pemadaman dilakukan menyeluruh dari berbagai sisi untuk mempercepat proses pendinginan dan mencegah titik api baru muncul.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, kebakaran diduga berasal dari tindakan anak salah satu pemilik rumah yang bermain api di dekat kompor. Percikan atau nyala kecil yang ditimbulkan kemudian membesar dan menyambar material mudah terbakar di sekitar lokasi. Api pun dengan cepat membesar dan merembet ke rumah tetangga. “Kebakaran berawal dari anak yang bermain api di dekat kompor,” jelas Soni.
Setelah berjibaku selama lebih dari satu jam, api akhirnya berhasil dipadamkan. Total waktu penanganan yang dicatat Damkarmat adalah sekitar 1 jam 21 menit, termasuk proses pendinginan dan pemeriksaan area terdampak. Meski berhasil ditangani, insiden ini meninggalkan dampak mendalam bagi keluarga korban dan warga sekitar yang kehilangan tempat tinggal.
Kondisi perumahan yang terbakar, kepadatan bangunan, serta banyaknya material mudah terbakar menjadi faktor yang mempercepat penyebaran api. Warga pun hanya dapat menyelamatkan sebagian barang karena kobaran api terlalu cepat merembet dan menutup akses rumah.
Soni mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap aktivitas anak-anak di area berisiko seperti dapur. Ia menegaskan pentingnya pengawasan penuh agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami mengingatkan warga untuk selalu waspada dan tidak membiarkan anak bermain api atau berada di dekat sumber panas tanpa pengawasan,” ujarnya.
Hingga siang hari, petugas masih melakukan pendataan dan memastikan tidak ada titik api yang tersisa. Aparat setempat bersama warga membantu proses pembersihan dan pendataan kerugian akibat kejadian tersebut. Pemerintah Kota Bandung juga diharapkan segera memberikan bantuan darurat bagi warga terdampak.
Kebakaran ini menjadi pengingat penting bahwa kelalaian kecil dapat memicu insiden besar, terutama di kawasan pemukiman padat. Warga diimbau terus memperhatikan keamanan rumah, termasuk memastikan area dapur aman dan memperketat pengawasan terhadap aktivitas yang melibatkan api. (ant/nsp)
Load more