Polisi Bongkar Fakta Baru: Kronologi Lengkap 6 Turis Diare dan 1 Meninggal di Canggu, Bukan Keracunan Fumigasi
- Istimewa
Denpasar, tvOnenews.com - Kepolisian Resor Badung, Bali, akhirnya menjelaskan secara rinci kronologi peristiwa yang menimpa tujuh turis asing di Clandestino Hostel, Canggu, Kuta Utara. Dalam kejadian yang terjadi pada 2 September 2025 lalu itu, enam wisatawan mengalami diare berat, sementara satu orang bernama Deqingzhuoga (25) asal China ditemukan meninggal dunia di dalam kamar hostel.
Kasus tersebut sempat menjadi sorotan media asing dan ramai diberitakan sebagai dugaan keracunan fumigasi kutu busuk hingga makanan. Namun, polisi memastikan bahwa dugaan tersebut tidak terbukti.
Hasil Pemeriksaan: Tidak Ada Senyawa Berbahaya
Kasubsi Penmas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, menjelaskan bahwa penyebab kematian sementara mengarah pada penyakit diare akut yang menyebabkan iritasi saluran pencernaan dan dehidrasi berat. Pemeriksaan muntah korban yang dikirimkan ke Lab Forensik Denpasar tidak menunjukkan adanya senyawa pestisida, narkoba, sianida, arsen, logam berat, bahan kimia berbahaya, maupun metanol.
Hasil otopsi yang dilakukan di RSUP Prof. Ngoerah Denpasar juga tidak menemukan tanda kekerasan. Sebaliknya, pemeriksaan bagian dalam tubuh korban menunjukkan bercak perdarahan di lambung, pelebaran pembuluh darah, cairan hitam kehijauan dalam lambung, hingga kondisi usus besar yang kosong—semua mengarah pada gejala khas penyakit diare.
Kronologi Kondisi Korban Sebelum Meninggal
Menurut keterangan saksi karyawan hostel, pada 1 September sekitar pukul 20.00 Wita, korban mengeluh sakit kepala, nyeri punggung, dan tubuh lemas. Korban juga muntah satu kali. Ketika ditawari makanan dan bantuan medis, korban hanya meminta air dan pisang, serta bertanya mengenai biaya pengobatan.
Kemudian, sekitar pukul 00.30 Wita, korban dibawa ke klinik terdekat menggunakan transportasi daring. Ia mendapat penanganan awal, tetapi karena tidak memiliki biaya, korban hanya diberikan resep obat sebelum akhirnya pulang ke hostel dan membeli obat di apotek.
Keesokan paginya, Selasa (2/9), beberapa tamu lain di hostel mulai menunjukkan gejala serupa: mual, muntah, dan diare. Mereka dirawat di fasilitas medis berbeda, termasuk RS BIMC Kuta, RS Siloam Kuta, dan klinik lokal.
Sementara itu, Deqingzhuoga ditemukan terbaring di lantai kamar setelah tidak melakukan check-out. Tim medis menyatakan korban sudah meninggal 2–12 jam sebelumnya akibat dehidrasi.
Load more