Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Jasa Soeharto Bangun Dinilai Terasa Hingga Kini
- Buku Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto karya Dewi Ambar Sari dan Lazuardi Adi Sage, 2006
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah Indonesia resmi menyematkan gelar Pahlawan Nasional bagi Presiden ke-2 RI Soeharto meski ditengah polemiknya.
Anugerah gelar Pahlawan Nasional bagi Soeharto dinilai tepat oleh Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darus Syifa Yaspida Sukabumi, E.S Mubarok.
Ia menilai Soeharto sebagai pemimpin yang berdedikasi tinggi dalam membangun bangsa, memperkuat kehidupan umat Islam, serta menjaga stabilitas nasional yang hasilnya masih dirasakan hingga saat ini.
"Pak Harto layak diberi gelar Pahlawan Nasional. Karena saya pribadi merasakan betul hasil pembangunan yang beliau lakukan. Swasembada pangan di masa beliau nyata terasa, harga-harga terjangkau, dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Kalau pun ada yang tidak sependapat, itu hal yang wajar dalam kehidupan berbangsa, tapi jasa beliau tetap harus dihormati,” kata Kyai Mubarok, Jakarta, Senin (10/11/2025).
- Istimewa
Mubarok menuturkan Soeharto tidak hanya memimpin dari sisi politik dan ekonomi tetapi juga memberi ruang besar bagi pertumbuhan dakwah Islam, pesantren, dan lembaga pendidikan keagamaan.
“Beliau memahami bahwa kekuatan bangsa ini bukan hanya pada pembangunan fisik, tapi juga pada kekuatan iman dan akhlak masyarakatnya,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa nilai-nilai kepemimpinan Soeharto sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kemaslahatan umat.
“Menjaga negara itu bagian dari ajaran Islam. Soeharto telah melaksanakan hal itu dengan kesungguhan dan pengabdian yang panjang. Beliau pemimpin yang memadukan nasionalisme dan nilai-nilai Islam dalam praktik pemerintahan,” ungkapnya.
Mubarok juga menjelaskan bangsa Indonesia perlu belajar menilai sejarah dengan cara yang bijak dan objektif.
“Tidak ada pemimpin yang sempurna, tapi keikhlasan dan pengabdian Soeharto terhadap bangsa adalah fakta sejarah yang tidak bisa dihapus. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pemimpinnya,” tegasnya.
Ia pun mengajak kalangan santri dan Nahdliyyin muda untuk mengambil teladan dari semangat kerja keras, disiplin, dan pengabdian Soeharto dalam membangun negeri.
“Pemimpin yang mengabdi untuk rakyat dan menjaga keutuhan umat layak disebut pahlawan. Penghargaan ini bukan sekadar gelar, tapi bentuk penghormatan terhadap pengabdian yang nyata,” pungkasnya. (raa)
Load more