Dari Jejak Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pengamat Intelijen dan Terorisme Mewanti-wanti Adanya Gerakan...
- tvOneNews
"Bahwa ternyata tidak hanya jaringan klasik ini, ternyata ada jaringan baru ini yang juga berbahaya karena ini mengincar adik-adik kita," lanjutnya.
Soal terduga pelaku sebagai korban bullying, Ridlwan mengatakan faktor ini harus dicegah oleh negara.
Ridlwan menambahkan, tetapi negara tidak boleh hanya berpusat di situ, tetapi harus mengantisipasi kemunculan gerakan New Neo-Nazi.
"Anaknya harus pendampingan mental memang itu penting banget. Tapi mohon jangan berhenti di situ, harus ada antisipasi lebih dalam spesifik secara forensik digital," terangnya.
"Komunikasi dia, laptop dia, handphone dia, kemudian jejak-jejak website yang pernah dia buka apa saja. Dari situ akan melihat polanya," sambungnya.
Sebelumnya polisi melalui tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara, Densus 88 Antiteror, dan Puslabfor Mabes Polri telah menggeledah sebuah rumah terduga pelaku.
Terduga pelaku diduga tinggal di sebuah rumah di Jalan Mahoni 1, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, polisi menemukan sejumlah alat dan bahan selaras dengan barang bukti ditemukan di lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta.
"Setelah melakukan pendataan dan pengelolahan barang bukti dan dilanjutkan dengan pengeledahan. Ternyata ada persesuaian dari beberapa alat barbuk tersebut," ujar Budi, Sabtu (8/11/2025) malam.
Diketahui, ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta muncul ketika para siswa hingga tenaga pengajar dan staf sekolah menjalankan agenda shalat Jumat, 7 November 2025.
Setelah khatib menyelesaikan khutbah Jumat, ledakan besar mengguncang di tengah-tengah masjid.
Seseorang yang tergeletak di sebelah senjata laras panjang mainan diduga sosok pelaku ledakan teridentifikasi berinisial F.
Temuan senjata mainan tersebut bertuliskan sejumlah kode, nama-nama teroris dunia dengan paham aliran Neo-Nazi.
(hap)
Load more