Momentum Sumpah Pemuda, Ketua PC Tidar Tapteng Ajak Pemuda Berperan Kawal Program Prioritas Pendidikan Era Presiden Prabowo
- Aldi Herlanda/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com – Pemerintah Indonesia era Presiden RI, Prabowo Subianto memiliki program kerja yang berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui sktor pendidikan.
Hal itu terlihat dari serangakaian program prioritas pada peningkatan sektor pendidikan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Garuda, Sekolah Rakyat yang menyentuh hingga penjuru negeri ini.
Ketua PC Tidar Tapanuli Tengah (Tapteng), Yulinar Havsa Pasaribu mengatakan visi pendidikan nasional melalui berbagai program prioritas era pemerintahan Prabowo harus mampu menerjemahkan semangat Sumpah Pemuda yaitu pemerataan dan persatuan yang menyentuh seluruh pelosok negeri.
- Istimewa
“Pertama, Makan Bergizi Gratis yang semangatnya adalah membangun otak sebelum Kkurikulum. Program ini adalah investasi paling fundamental, karena langsung mengatasi masalah stunting dan kurang gizi yang menghambat perkembangan kognitif. Anak yang gizi terpenuhi akan memiliki konsentrasi dan kapasitas belajar yang optimal, membuat kurikulum yang terbaik sekalipun menjadi efektif,” kata Yulinar kepada awak media, Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Yulinar menuturkan meski program MBG memiliki tujuan yang meningkatkan mutu SDM kini berhadapan dengan sejumlah tantangan seperti logisitk dan risiko anggran terkhusus di daerah 3T (Terdepan, terluar, Tertinggal).
Ia memaparkan tantangan terbesar dalam realisasi program MBG yakni dalam memastikan kualitas gizi dan keberlanjutkan pasokan makanan terkhusus keberlangsungannya di daerah terpencil.
“Jika pengawasan kualitas lemah dan anggaran daerah terbebani, program ini justru berisiko menjadi sumber masalah kesehatan baru atau mengorbankan program pendidikan lain. Keberhasilan program ini bergantung pada manajemen logistik yang efisien dan pengawasan higiene yang ketat,” katanya.
Sementara, program Sekolah Garuda yang direncanakan didirikan dengan unggulan berstandar internasional dan meningkatkan Sekolah Rakyat di daerah 3T dinilai sebagai upaya untuk mencapai dua target Sumpah Pemuda.
Kendati demikian, kata Yulinar, dua program tersebut memiliki PR besar berupa disparitas kualitas guru.
“Bangunan Sekolah Rakyat yang baru akan sia-sia jika guru-guru di dalamnya tidak mendapat pelatihan, kesejahteraan, dan dukungan yang memadai. Literatur telah berulang kali membuktikan bahwa kualitas guru lebih penting daripada fasilitas. Selain itu, program Sekolah Garuda harus diawasi ketat agar tidak menciptakan ‘Elitisme Pendidikan’ yang justru mengkhianati semangat pemerataan,” jelasnya.
Yulinar menekankan seluruh elemen bangsa perlu mengukur program prioritas sektro pendidikan itu bukan hanya dari jumlah anggaran yanhg terserap atau bangunan yang berdiiri berbarengan dengan momentum Sumpah Pemuda ke-97.
Pasalnya, kata Yulinar, pendidikan adalah manifestasi persatuan semua anak bangsa, tanpa terkecuali, berhak menerima yang terbaik.
“Pada hari Sumpah Pemuda ke-97 ini, sekali lagi mari kita hentikan sejenak sekadar mengenang. Sudah waktunya kita mengobarkan kembali apinya! Sumpah Pemuda bukanlah prasasti sejarah yang beku, melainkan perintah tempur untuk masa depan, kata Yulinar.
“Pendidikan adalah medan juangnya! Visi Makan Bergizi Gratis adalah janji untuk memadamkan kelaparan, memastikan otak anak bangsa siap menyerap ilmu. Sementara pembangunan Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda adalah ikrar keras untuk menghapus diskriminasi kualitas pendidikan,” sambungnya.
Yulinar turut mengajak semua elemen bangsa untuk mengawal program prioritas pada sektor pendidikan era pemerintahan Prabowo tersebut.
Sebab, kata Yulinar, setiap Rupiah yang digelontorkan benar-benar menjadi gizi untuk masa depan, setiap Sekolah Rakyat benar-benar menjadi mercusuar ilmu, dan setiap guru merasa didukung untuk mengukir karakter bangsa.
“Generasi Emas 2045 bukan sekadar mimpi di ujung jalan, melainkan hasil dari perjuangan kolektif yang kita mulai hari ini. Kobarkan semangat Sumpah Pemuda. Jadikan setiap ruang kelas sebagai benteng peradaban! Indonesia menunggu generasi yang cerdas, yang berkarakter, dan yang bersatu, siap memimpin dunia! Majulah Pemuda, Majulah Indonesia!,” pungkasnya. (raa)
Load more