Ramai Isu Lavender Marriage, Begini Penjelasan Lengkap Fenomena Pernikahan Hanya ‘Kedok’
- Freepik
Dampak Lavender Marriage
Meski tampak harmonis di luar, pelaku lavender marriage sering kali menyimpan beban psikologis berat. Mereka harus berpura-pura menjalani kehidupan rumah tangga normal sambil menekan identitas diri yang sebenarnya. Kondisi ini dapat memicu stres, kecemasan, hingga depresi jangka panjang.
Tidak jarang pula pasangan dalam pernikahan seperti ini akhirnya memiliki anak karena tekanan keluarga. Hal tersebut justru memperbesar beban emosional karena hubungan tidak dilandasi cinta sejati. Akibatnya, dampak psikologis tidak hanya dirasakan pasangan, tetapi juga anak yang tumbuh di dalamnya.
Masih Terjadi di Masa Kini
Meski dunia semakin terbuka terhadap keberagaman, praktik lavender marriage masih terjadi di beberapa negara, terutama yang memiliki pandangan konservatif. Di era media sosial, isu semacam ini juga kerap muncul karena publik mudah menilai dari potongan video atau gestur yang viral.
Fenomena lavender marriage menjadi pengingat bahwa tekanan sosial dan norma heteronormatif masih memengaruhi cara seseorang menjalani hidup pribadi. Di tengah kemajuan zaman, kebebasan identitas seharusnya bisa diterima tanpa harus bersembunyi di balik pernikahan semu. (nsp)
Load more