Menyiapkan Generasi Mandiri: Pentingnya Life Skills dalam Pendidikan Modern
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com — Kecakapan hidup (life skills) menjadi bekal penting bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Lebih dari sekadar pengetahuan akademik, life skills mencakup kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, beradaptasi, serta bekerja sama dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum, kecakapan hidup dibagi menjadi tiga kategori utama: kecakapan personal, kecakapan sosial, dan kecakapan vokasional. Kecakapan personal meliputi kesadaran diri, pengambilan keputusan, dan kemampuan memecahkan masalah.
Kecakapan sosial menekankan empati, komunikasi, dan kerja sama. Sementara kecakapan vokasional berfokus pada keterampilan kerja dan wirausaha yang mendukung kemandirian ekonomi.
Tujuan utama dari pengembangan life skills adalah membentuk individu yang mandiri, bertanggung jawab, peduli terhadap sesama, dan mampu beradaptasi di tengah lingkungan sosialnya.
Keterampilan ini menjadi pondasi penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, kesetaraan, dan pembangunan masyarakat berkelanjutan.
Dalam konteks pendidikan nasional, penguatan kecakapan hidup kini diterapkan melalui berbagai kegiatan berbasis pengalaman nyata. Salah satu contoh konkret datang dari SMA Labschool Ciracas, yang pada 23–27 Oktober 2025 menyelenggarakan Trip Observasi (TO) perdana di Desa Cibuntu, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti 118 siswa dengan tema “Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Nilai-Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Masyarakat.”
“Perjalanan TO ini merupakan pengalaman belajar nyata bagi siswa. Mereka belajar mengobservasi kehidupan masyarakat, berpikir kritis mencari solusi, sekaligus melatih kemandirian dan kerja sama dalam kelompok. Mulai dari beribadah, menjaga kebersihan, memasak, hingga menjelajah alam,” ujar Risang Danardana, Kepala SMA Labschool Ciracas.
Selama lima hari, para siswa tinggal bersama keluarga asuh warga Desa Cibuntu untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mereka ikut berkebun, bertani, membantu kegiatan desa, hingga mengajar anak-anak setempat. Program ini tidak hanya memperkuat karakter pelajar Pancasila, tetapi juga menanamkan nilai gotong royong, empati, dan rasa tanggung jawab sosial.
Kegiatan Trip Observasi ini disambut baik oleh Camat Wanayasa, Heru Agus Riyanto, yang mengapresiasi kehadiran Labschool Ciracas di wilayahnya. “Membangun Indonesia dimulai dari membangun desa. Kami bangga kegiatan ini turut memberdayakan masyarakat dan menumbuhkan semangat kepedulian pada siswa,” ujarnya.
Load more