Terang Menyapa Negeri: Bahlil Pastikan Tak Ada Lagi Desa Gelap pada 2030
- Istimewa
“Bagi kami, ini bukan sekadar penerangan, tapi awal kehidupan baru,” ujar Ruslam.
Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dan Listrik Desa (Lisdes) menjadi penopang utama perubahan di dua ujung negeri itu.
Melalui kedua program inilah pemerintah berkomitmen mewujudkan keadilan energi: menghadirkan listrik bagi semua tanpa terkecuali.
“Program Lisdes ini wujud nyata arahan Presiden Prabowo Subianto agar seluruh desa di Indonesia menikmati listrik paling lambat tahun 2029–2030,” ujar Menteri Bahlil saat kunjungan ke Musi Banyuasin (16/10/2025).
Saat ini, masih ada sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum menikmati listrik.
Karena itu, Program Lisdes 2025 menargetkan 1.285 lokasi baru, dengan pembangunan 4.770 kilometer jaringan tegangan menengah, 3.265 kilometer jaringan tegangan rendah, dan gardu berkapasitas 94.040 kVA.
Bagi desa-desa yang sulit dijangkau jaringan PLN, solusi disiapkan melalui PLTS komunal dan PLTS individual dengan baterai.
Sementara BPBL menyasar 215.000 rumah tangga miskin di 36 provinsi agar dapat menikmati listrik gratis, lengkap dengan instalasi rumah tangga dan token perdana Rp100.000.
Listrik kini bukan hanya tanda kemajuan, tetapi cermin kehadiran negara. Dari deru air di Pegunungan Arfak hingga senyum Ruslam di Musi Banyuasin, cahaya yang sama menyala: cahaya harapan, cahaya keadilan.
“Masa Indonesia sudah merdeka 80 tahun tapi masih ada desa gelap?,” tanya Bahlil lirih kala mengenang masa kecilnya di kampung tanpa listrik.
Kini, di bawah terangnya lampu-lampu sederhana, cita-cita itu perlahan menjadi nyata.
Load more