Lifting Migas Tembus 111 Persen, Bahlil Panen Pujian: Bukti Asta Cita Prabowo-Gibran Mulai Terwujud!

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Tangerang, Korry El Yana, juga menyoroti hal serupa. Ia menilai banyak kebijakan energi gagal dipahami publik karena penyampaiannya tidak utuh, sementara narasi buzzer dan opini liar justru mendominasi ruang digital.

“Karena komunikasinya tidak lengkap, yang muncul justru potongan-potongan video dan komentar yang menyesatkan,” katanya.

Korry pun menyarankan pemerintah membentuk kanal komunikasi resmi yang menjelaskan kebijakan energi secara menyeluruh dan berbasis data.

“Kalau komunikasinya terbuka dan melibatkan pakar, masyarakat bisa percaya. Jangan sampai program bagus malah tenggelam karena framing negatif di media sosial,” ujarnya. (agr/ree)