Bantah Kekhawatiran SPBU Swasta, Pakar Pastikan Campuran Etanol 3,5 Persen Pada BBM Pertamina Aman
- ANTARA
Dosen Rekayasa Minyak dan Gas Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Muhammad Rifqi Dwi Septian, menilai langkah Indonesia mengadopsi etanol sangat tepat.
“Kalau dikaji lebih lanjut dan terus ditindaklanjuti, penggunaan etanol sangat potensial. Selain lebih ramah lingkungan, juga bisa memperkuat ketahanan energi nasional,” ujarnya.
Rifqi juga menepis kekhawatiran soal potensi karat atau kerusakan mesin akibat etanol. “Kalau produksinya sesuai standar dan sistem penyimpanannya baik, risikonya sangat kecil. Apalagi kendaraan modern sekarang sudah kompatibel dengan bahan bakar campuran etanol,” jelasnya.
Secara global, lebih dari 70 negara telah menerapkan kebijakan wajib pencampuran etanol dalam BBM. Menurut ResourceWise, Amerika Serikat dan Uni Eropa menjadi pelopor, sementara Asia Selatan dan Amerika Latin kini mempercepat implementasi kebijakan serupa.
Langkah Indonesia yang mulai memperkenalkan kebijakan campuran etanol 3,5% dalam BBM Pertamina menunjukkan komitmen terhadap transisi energi bersih.
Meski sempat menuai reaksi dari sejumlah SPBU swasta seperti Shell, BP-AKR, dan Vivo, kebijakan ini dinilai aman dan sejalan dengan arah kebijakan global menuju energi rendah karbon.
Etanol sendiri merupakan hasil fermentasi bahan nabati seperti tebu, jagung, dan singkong. Senyawa ini terbukti mampu meningkatkan oktan bahan bakar sekaligus menurunkan emisi kendaraan — menjadikannya komponen strategis dalam masa depan energi bersih dunia. (agr/iwh)
Load more