Soal Keberhasilan Diplomasi Prabowo dalam Pengembalian 30.000 Artefak dari Belanda, Hasnur: Saya Bangga
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Hasnuryadi Sulaiman ikut angkat bicara soal hasil kesepakatan Presiden Prabowo Subianto dengan Belanda.
Ia menilai, kesepakatan pengembalian 30.000 artefak dari Belanda ke Indonesia sebagai bukti keberhasilan diplomasi Presiden Prabowo yang membanggakan bangsa Indonesia.
Menurut Hasnur, harus jujur diakui, bahwa repatriasi benda-benda kuno bersejarah dalam jumlah yang sangat besar itu baru terjadi di era Presiden Prabowo.
"Di era sebelumnya, seperti pada masa Presiden Jokowi, repatriasi juga terjadi tapi dalam jumlah yang kecil sekitar 288 artefak. Termasuk, pada masa Presiden Soeharto sudah mulai dirintis lewat Joint Recommendation 1975," katanya kepada pers di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Seperti diketahui, dalam kunjungan Presiden Prabowo ke Belanda pada 26 September lalu, salah satu oleh-oleh penting yang menjadi kabar gembira buat bangsa Indonesia adalah kesepakatan pengembalian 30.000 artefak.
Kesepakatan tersebut terjadi saat Presiden Prabowo bertemu Raja Belanda Willem -Alexander dan Ratu Maxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda
"Harus jujur diakui, kesepatan ini terjadi karena kepandaian Pak Prabowo dalam melakukan diplomasi budaya di kancah internasional. Sebagai bagian dari bangsa ini, saya bangga kepada beliau," ucapnya.
Meskipun, kata Hasnur, apa yang dilakukan Prabowo itu sesungguhnya merupakan upaya untuk mengambil kembali barang miliki kita sendiri yang dulu dibawa Belanda.
"Repatriasi ini kan sebenarnya merupakan sebuah pengakuan dari pihak Belanda, bahwa seluruh artefak yang mau dikembalikan itu adalah harta karun milik kita sendiri yang dulu dirampas mereka," lanjutnya.
Namun begitu, lanjut Hasnur, ada makna yang tak kalah penting dari spirit kesepakatan repatriasi itu. Yakni, simbol rekonsiliasi yang menjadi jembatan terwujudnya kerjasama kedua negara yang lebih erat, baik ekonomi, politik, maupun budaya.
"Ini kan semacam goodwill gesture untuk membuktikan adanya niat baik, kepeduliaan, keterbukaan dan kesediaan untuk bekerjasama dan saling membantu. Termasuk terafi menghapus luka lama penjajahan," tegasnya.
Terkait dengan makna penting lainnya dari repatriasi ini, Hasnur menyebutkan, selain untuk membangkitkan kesadaraan dan kebanggaan sebagai bangsa yang pernah besar, juga untuk kepentingan akademis.
Load more