Harga Sewa Tinggi, Pedagang JPM Tanah Abang: Kita Surati Segala Macam Tidak Ada Tanggapan, Kita Demo
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com - Kekecewaan para pedagang di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang memuncak.
Setelah menunggu dua minggu tanpa tanggapan dari pengelola, mereka kembali turun ke jalan menggelar aksi protes di depan Kantor Sarana Jaya, Jakarta Pusat, Senin (6/10).
Salah satu pedagang tas, Hari (61) mengatakan, aksi kali ini merupakan puncak dari kekecewaan para pedagang terhadap janji yang tak kunjung ditepati oleh pihak pengelola maupun Perumda Sarana Jaya.
Ia menyebut, sebelumnya mereka telah menyampaikan surat resmi dan bahkan mengikuti pertemuan dengan pihak pengelola untuk membahas penurunan biaya sewa kios.
“Situasi demo tadi cukup kondusif. Cuma permasalahannya permohonan kita. Bahasanya permohonan ya, bukan permintaan ya. Yang paling halus ya. Permohonan kita, nilai service charge itu dikembalikan ke asal,” ujar Hari saat ditemui tvOnenews.com.
Menurut Hari, biaya sewa kios di JPM awalnya hanya Rp560 ribu per bulan saat masih dikelola langsung oleh Perumda Sarana Jaya. Namun, setelah pengelolaan dialihkan ke pihak swasta, tarif melonjak drastis hingga Rp1,43 juta.
“Dulu dimulai Rp560.000. Dipegang oleh langsung Sarana Jaya. Terus pengelolaannya diberikan kepada swasta. Waktu itu naik Rp1.443.000, terus kita demo. Kita surat segala macam, tidak ditanggapin, kita demo,” jelasnya.
Aksi protes tahun lalu yang dilakukan para pedagang sempat membuat tarif sewa turun sedikit menjadi Rp1,3 juta. Namun, seiring waktu, pendapatan pedagang justru makin anjlok, karena menurunnya jumlah pembeli di kawasan tersebut.
“Makin sepi nih. Dengan adanya pintu masuk kereta api di sebelah sana, kita memang agak sepi. Tapi mungkin karena memang duit yang beredar udah kurang kali ya. Minat-minat pembelinya rendah banget,” keluh Hari.
Hari menjelaskan, para pedagang telah bersurat kembali meminta penurunan tarif sewa ke Sarana Jaya dan PT Miratti selaku pengelola baru. Mereka sempat diundang untuk pertemuan dua minggu lalu dan dijanjikan akan mendapat jawaban dalam waktu 14 hari. Namun, hingga batas waktu lewat, tak ada tanggapan yang diberikan.
“Mereka minta dua minggu kita akan diberikan jawaban. Sudah lewat dua minggu beberapa hari yang lalu. Hari Kamis kalau nggak salah, sudah batas waktunya. Gak ada tanggepan. Kita hari Senin demo. Kalau sampai gak ada jawaban, kita demo. Terakhir tuh ya. Makanya hari ini kita melaksanakan demo,” tegasnya.
Dalam aksinya, Hari juga sempat berdebat dengan aparat keamanan di lokasi lantaran pihak pengelola tak kunjung muncul menemui para pedagang.
“Setelah kita desak segala macam tadi, saya tadi depan polisi malah. Akhirnya saya bilang, kenapa kita jadi dibenturin sama bapak polisi? Kenapa dia (Sarana Jaya) gak mau keluar? Keluar aja bicara, gak bakalan digebukin. Kita bukan preman, kok kita pedagang. Gebukin orang takut saya lah,” ungkapnya.
Meski akhirnya perwakilan dari Sarana Jaya keluar menemui pedagang, jawaban yang disampaikan masih sama dan belum menyentuh substansi tuntutan mereka.
“Dia minta dua minggu, sudah kita kasih waktu. Tapi tidak hasil,” tutup Hari dengan nada kecewa.
Para pedagang JPM menegaskan akan terus memperjuangkan penurunan biaya sewa kios hingga ada kepastian dari pihak pengelola dan pemerintah daerah. (agr/dpi)
Load more