Zakat Dinilai Bisa Jadi Instrumen Strategis untuk Memakmurkan Bangsa
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Zakat selama ini dikenal sebagai salah satu pilar penting dalam ajaran Islam yang berfungsi untuk membersihkan harta sekaligus membantu sesama. Namun lebih dari itu, zakat juga memiliki potensi besar sebagai instrumen ekonomi yang dapat memperkecil kesenjangan sosial.
Jika dikelola secara profesional dan tepat sasaran, zakat diyakini mampu menjadi motor penggerak kemandirian umat. Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia sesungguhnya memiliki potensi zakat yang sangat besar. Tantangannya adalah bagaimana potensi tersebut dapat dioptimalkan untuk memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.
Zakat juga dinilai bisa bertransformasi menjadi sumber pendanaan alternatif yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Melalui pengelolaan yang akuntabel dan inovatif, dana zakat tidak hanya berfungsi meringankan beban mustahik, tetapi juga berperan dalam menciptakan kemakmuran baru.
Karena itulah, zakat kerap disebut sebagai instrumen strategis yang dapat membantu pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, semua itu membutuhkan tata kelola yang kuat, transparan, dan mampu menjawab ekspektasi publik.
Pandangan ini disampaikan oleh Bambang Suherman, pegiat zakat yang lebih dari 20 tahun berkecimpung di bidang ini serta pernah memimpin Forum Zakat (FOZ). Menurutnya, ada sejumlah persoalan yang masih membayangi ekosistem zakat nasional. “Pertama, literasi masyarakat tentang zakat yang masih rendah. Kedua, kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola zakat yang belum kokoh. Ketiga, regulasi yang belum sepenuhnya mencerminkan dinamika sosial budaya umat,” ungkapnya.
Bambang menilai zakat bisa menjadi instrumen penting untuk membangun kemandirian ekonomi umat. “Dengan inovasi yang tepat, zakat tidak hanya meringankan beban, tetapi juga menciptakan kemakmuran baru,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa agar potensi tersebut benar-benar terwujud, diperlukan peran kelembagaan yang kuat. Dalam konteks ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga resmi negara memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan kepemimpinan. “Harapan masyarakat besar. Mereka ingin melihat zakat yang lebih berdampak. Dengan keberanian berinovasi, semangat berkolaborasi, dan komitmen menjaga akuntabilitas, BAZNAS bisa memperkecil kesenjangan antara potensi dan realisasi zakat,” jelasnya.
Momentum seleksi pimpinan BAZNAS, kata Bambang, menjadi titik penting untuk menjawab tantangan itu. Ia menyebut ada lima arah strategis yang bisa ditempuh, mulai dari tata kelola yang transparan, percepatan transformasi digital, hingga kolaborasi lintas pihak.
Load more