Sosok Komjen Rudy Heriyanto Masuk dalam Deretan Nama Calon Kapolri, Satu-satunya Jenderal Bintang Tiga Non-Akpol
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Nama Komnen Rudy Heriyanto Adi Nugraha sempat ramai diperbincangkan di media sosial sebagai sosok calon Kapolri baru.
Seperti diunggah oleh akun @Mr_cosanostra di X pada Kamis 29 Mei 2025 lalu yang menyebut jika Komjen Rudy Heriyanto kemungkinan akan menggantikan Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Kabar langit: Calon Kapolri 2025. Komjen Rudy Heriyanto AN. Menggantikan Jenderal Listyo SP yang kemungkinan masuk kabinet atau duta besar," tulis akun @Mr_cosanostra di X.
Unggahan tersebut sontak viral dan menjadi perbincangan hangat warganet hingga dilihat ratusan ribu kali.
- Istimewa
Nama Rudy belakangan memang mulai muncul di berbagai diskusi tentang suksesi Kapolri: Komjen Rudy Heriyanto.
Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, mengatakan, dari nama-nama yang beredar Komjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho, membuat isu pergantian Kapolri ini menjadi semakin menarik.
“Dari yang beredar ini saya memperhatikan satu orang yang agak beda, yang tiga lain kan, seperti Komjen Suyudi (S) Kepala BNN, Pak Dedi (D) Prasetyo Wakapolri dan satu lagi Rudi (R) Darmoko Akpol 93, ini kan semuanya Akpol nih, dan yang menarik ada satu yang beredar nama yaitu Komjen Pol Rudi (R) Heriyanto, ini yang non Akpol, satu-satunya ya yang non Akpol,” ujarnya, kepada wartawan, Senin (29/9/2025).
Sugeng mengatakan, meskipun bukan berasal dari Akpol, Komjen Pol Rudy Heriyanto tetap memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk menjadi seorang Kapolri.
“Pertanyaannya apakah bisa (Rudy Heriyanto jadi Kapolri)? Menurut saya bisa, kalau Polri mau menjadi sebuah institusi yang terbuka, memberikan kesempatan yang sama, itu bisa semuanya, termasuk Komjen Rudy Heryanto,” katanya.
Selain berpangkat Jenderal Bintang Tiga, Sugeng mengungkapkan, Komjen Pol Rudy Heriyanto juga memiliki rekam jejak, kompetensi dan prestasi yang cukup mumpuni.
“Dia pernah menjabat Kapolda, Kadivkum, sebelumnya Direksus, Dirkrimum Polda, pernah jadi Kapolres, ini kan posisi-posisi yang menurut saya cukup strategis. Artinya, sebagai Non Akpol, dia diakui setara. Memang kemudian saya meneliti ya dari rekam jejak Pak Rudy Heriyanto ini, dia saya lihat sebagai lulusan terbaik SEPA Polri 1993, sama seperti Rudi Darmoko, dia kan Akpol 93 Adhy Makayasa, jadi sama,” ungkapnya.
Diperhitungkan Jadi Calon Kuat Kapolri
- IST
Pertama, rekam jejak di bidang reserse. Ini bukan jenderal yang naik pangkat karena kedekatan politik atau jalur diplomasi. Kariernya dibangun dari prestasi konkret dalam penanganan kasus-kasus berat.
Dari Dirtipidter sampai Dirtipideksus, dia menangani kejahatan ekonomi yang kompleks dan sensitif. Integritas dalam menangani kasus-kasus ini menjadi modal reputasi yang penting di era di mana isu korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan menjadi sorotan publik.
Kedua, gelar profesornya bukan sekadar prestise. Ini menunjukkan kedalaman intelektual dan kemampuan analisis yang jarang dimiliki perwira tinggi lainnya.
Pemahaman teoritis tentang hukum, visi jangka panjang tentang reformasi institusional, dan kemampuan merumuskan kebijakan berbasis riset—semua ini aset yang berharga untuk memimpin institusi sebesar Polri.
Ketiga, pengalaman memimpin wilayah. Sebagai Kapolda Banten selama tiga tahun, dia menghadapi berbagai tantangan—dari premanisme hingga pengelolaan kawasan industri besar. Banten bukan wilayah mudah.
Dia survive dengan cukup baik, tidak ada skandal besar, dan ada beberapa inovasi yang patut dicatat. Ini bukti bahwa dia bisa mengelola kompleksitas dalam skala besar.
Keempat, pengalaman di luar Polri. Sebagai Sekjen KKP, dia belajar bagaimana birokrasi sipil bekerja dan berkoordinasi dengan berbagai stakeholder. Kapolri harus koordinasi dengan banyak kementerian dan lembaga. Pengalaman ini memberinya perspektif yang lebih luas tentang ekosistem pemerintahan.
Tapi dia juga punya kelemahan yang signifikan. Yang paling mencolok adalah latar belakang non-Akpol. Di kultur internal Polri yang masih kental dengan senioritas dan jejaring angkatan, ini bisa jadi hambatan politik yang serius. Backing dari kalangan internal mungkin tidak sekuat kandidat dari jalur mainstream.
Kelemahan lain adalah profil publiknya yang relatif sederhana. Dibanding kandidat lain yang sering muncul di media dan punya visibility tinggi, Rudy lebih tipe kerja di belakang layar. (muu)
Load more