Keluarga Sebut Aktivis Gejayan Memanggil Syahdan Husein Mogok Makan Selama di Rutan, Polda Metro Angkat Bicara
- dok.Polda Metro Jaya
Sebelumnya, Keluarga aktivis Delpedro Marhaen dan Syahdan Husein mengungkapkan kesulitan mereka menjenguk dua tahanan politik tersebut di Polda Metro Jaya.
Selain akses yang dipersulit, kondisi fisik dan psikis keduanya disebut kian mengkhawatirkan.
Delpiero Hegeliean, kakak kandung Delpedro, menuturkan adiknya mengalami penurunan berat badan selama hampir dua pekan ditahan.
“Kondisi Delpedro di dalam, untuk fisik dia sehat, tapi ada penurunan berat badan. Yang bisa dia lakukan hanya membaca, bahkan untuk menulis pun susah karena tidak diberikan akses. Padahal dia ingin menyelesaikan tesisnya,” ujar Delpiero di Polda Metro Jaya, Rabu (17/9/2025).
Ia juga mengeluhkan keluarga dipersulit untuk membesuk.
“Hari ini, baru hari ini lagi kami dipersulit untuk masuk, harus ada izin dari penyidik,” tambahnya.
Delpiero menegaskan, keluarganya tidak ingin “mengemis ampun” kepada pemerintah, melainkan meminta proses hukum yang adil.
“Delpedro dan kawan-kawan tidak bersalah. Jika memang tidak bersalah, tolong segera dilepaskan. Mereka punya hak asasi manusia. Demokrasi tidak bisa tumbuh dari balik penjara,” tegasnya.
Syahdan Mogok Makan Sejak 11 September
Sementara itu, Sizigia Pikhansa, kakak Syahdan Husein, mengungkap kondisi serupa dialami keluarganya. Ia mengatakan sejak awal penangkapan, keluarga tidak diberi informasi resmi oleh kepolisian.
“Dari pertama ditangkap, keluarga tidak mengetahui apapun, tidak dikabari, tiba-tiba jadi tersangka. Akses untuk bertemu pun dihalang-halangi. Itu memengaruhi psikis Syahdan, karena ia tidak mendapat pendampingan emosional dari keluarga maupun kuasa hukum,” kata Sizigia.
Lebih jauh, ia menyampaikan kabar bahwa Syahdan telah mogok makan sejak 11 September sebagai bentuk protes.
"Berarti sudah seminggu ini Syahdan mogok makan. Ia bilang akan terus mogok sampai seluruh tahanan politik dibebaskan,” ujarnya.
Menurut Sizigia, aksi mogok makan juga diikuti oleh 16 tahanan lain. Mereka bahkan membuat surat terbuka kepada DPR dan Presiden Prabowo Subianto untuk memprotes penangkapan para aktivis.
“Adik saya itu bukan provokator. Dengan kondisi Indonesia saat ini, siapa yang butuh provokator untuk marah? Semua orang bisa merasakan. Mereka hanya menyuarakan suara rakyat,” pungkasnya.
Load more