Kabupaten Bandung Barat Krisis Sampah, Program ISWMP Jadi Penyelamat Lingkungan
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah menghadapi darurat sampah akibat TPA Sarimukti yang kelebihan kapasitas.
Penumpukan sampah di berbagai titik memicu persoalan sosial dan lingkungan yang serius.
Bupati KBB, Jeje Ritchie Ismail, menegaskan persoalan sampah justru bisa menjadi peluang.
“Persoalan utama di Bandung Barat adalah dominasi sampah plastik yang sulit terurai. Kami memandang masalah ini bukan sebagai beban, melainkan peluang untuk menciptakan inovasi dan manfaat ekonomi dari pengelolaan sampah,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah pusat bersama Bank Dunia meluncurkan Program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP).
Program ini menitikberatkan pada peningkatan peran aktif masyarakat melalui edukasi dan pemilahan sampah dari rumah tangga.
Ketua CPMU ISWMP, Sandhi Eko Bramono, menekankan pentingnya pemilahan sejak sumber.
“Pemilahan sampah adalah kunci agar sampah dapat dikelola dengan baik. Dengan sampah yang terpilah, maka sampah dapat diolah lebih lanjut. Sehingga hanya residu yang dibuang ke TPA,” katanya.
Pilot project ISWMP di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, dan Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, membuktikan keberhasilan pendekatan ini. Dalam dua bulan, partisipasi warga meningkat drastis.
Di Cikahuripan, 46 KK seluruhnya kini memilah sampah. Sementara di Citapen, angka partisipasi melonjak dari 12 KK menjadi 60 KK.
Dampak nyata pun terlihat. Sampah organik berkurang hingga 52 kg per pengangkutan, sedangkan sampah daur ulang berkurang 10–20 kg. Hasil pilahan diolah menjadi kompos atau dijual ke bank sampah dan rumah maggot.
Keberhasilan ini ditopang kolaborasi lintas pihak, mulai dari karang taruna, kader posyandu, DLH, hingga pemerintah desa.
Warga juga mendapat dukungan berupa ember pilah, spanduk edukasi, logbook, dan insentif sosial.
Program ISWMP diyakini bisa direplikasi di daerah lain. Dengan model sederhana, murah, dan berbasis gotong royong, sistem ini tak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga membuka peluang ekonomi sirkular di masyarakat. (agr/muu)
Load more