Beda saat Konflik, JK Ceritakan Kondisi Aceh Terkini: Malam Hari Sudah Bisa Minum Kopi
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) mengatakan, kondisi Aceh kini tidak semencekam dulu saat adanya konflik yang terjadi 2005 silam.
Jusuf Kalla mengungkapkan, saat konflik bersenjata, aktivitas masyarakat nyari lumpuh pada malam hari. Pasalnya mereka lebih memilih berdiam di rumah dengan alasan keamanan.
"Kita mengerti waktu konflik, waktu itu sudah berjalan 30 tahun, korban begitu banyak, keadaan di Aceh mencekam," kata JK saat RDPU dengan DPR terkait RUU Pemerintah Aceh, Kamis (11/9).
JK mengungkapkan, kini kondisi itu sudah berubah, situasi Aceh semakin kondusif. Hal itu pula dampak adanya perdamaian melalui MoU Helsinki.
"Kalau sekarang Bapak datang ke Aceh tentu sampai tengah malam bisa minum kopi, zaman dulu itu jam 6 semua sudah tutup toko. Itulah kehidupan, tentu yang kita sangat sedih melihatnya," ucapnya.
Sebelumnya, JK menyebut konflik di Aceh yang terjadi beberapa waktu diakibatkan oleh ketidakadilan ekonomi.
Menurut Aceh memiliki sumber daya alam yang sangat kaya, namun dibalik kekayaan tersebut justru rakyatnya dinilai tidak menikmati hal tersebut.
"Aceh sangat kaya sumber daya alam, gas, minyak pada waktu itu. Tetapi, apa yang diperoleh masyarakay Aceh? Kecil dibandingkan kekayaan yang ada, maka timbulah pikiran yang berakhir dengan konflik," ujarnya.
Pada kesempatan itu JK juga menepis soal ada yang menyebut bahwa konflik Aceh berasal dari permasalahan syariat.
"Aceh itu masalah ketidakadilan ekonomi. Banyak orang mengatakan itu masalah syariat, tidak," tegasnya.
JK pun meceritakan upaya meredam konflik saat dirinya menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat itu sambung JK, pemerintah berupaya dengan cara melakukan keadilan bagi masyarakat Aceh.
"Bagaimana perdamaian itu kita lakukan?, menciptakan keadilan masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan kembali," ungkapnya. (aha/raa)
Load more