Alarm Bahaya Kemerosotan Kelas Menengah, DPR RI Sebut Ancaman Capai Indonesia Emas 2045
- Ist
Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan menyoalkan kemerosotan jumlah ekonomi kelas menengah.
Marwan mengungkap hal itu dapat saja berdampak menjauhnya target Indonesia Emas 2045 yang menjadi cita-cita bersama bangsa.
Hal itu dilihat dari adanya peningkatan kelompok rentan menengah terus bertambah saat ini.
Bahkan, kata Marwan, pihaknya mendapati data Bank Dunia yang mengungkap mobilitas sosial ke atas mulai melambat.
"Jika tren ini dibiarkan, target Indonesia Emas 2045 akan semakin jauh dari harapan," kata Marwan, Jakarta, Selasa (2/9/2025).
Marwan mengingatkan bahwa kelas menengah merupakan pilar utama perekonomian nasional.
Menurutnya kelas menengah adalah motor penggerak konsumsi, kontributor terbesar penerimaan pajak, serta penggerak stabilitas ekonomi.
"Kelas menengah bukan sekadar kelompok masyarakat yang menikmati taraf hidup lebih baik, melainkan pilar utama perekonomian nasional," ujarnya.
Marwan menjelaskan peran kelas menengah tidak bisa diremehkan karena konsumsi rumah tangganya menyumbang lebih dari 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa kelompok menengah dan hampir menengah sama-sama menyumbang lebih dari 80 persen total konsumsi rumah tangga nasional.
"Artinya, setiap penguatan atau pelemahan daya beli kelas menengah akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi," ucap Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI itu.
Marwan bilang, pendapatan kelompok kelas menengah tidak tumbuh secepat kebutuhan hidup seperti biaya pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir.
Karenanya, kata Marwan, menjaga daya beli kelas menengah bukan hanya upaya menjaga konsumsi jangka pendek, melainkan juga langkah strategis untuk masa depan.
Menurutnya setiap uang yang dibelanjakan oleh kelas menengah memiliki efek pengganda yang besar karena menciptakan permintaan di sektor riil, memperkuat industri domestik, dan membuka lapangan kerja.
"Dengan kata lain, daya beli kelas menengah adalah energi yang menjaga mesin ekonomi tetap hidup dan bertenaga," tutur Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.
Marwan menegaskan Indonesia membutuhkan kelas menengah yang bukan sekadar bertahan, tetapi tumbuh, bergerak naik, dan menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif.
Load more