5 Kejanggalan Penjarahan Rumah Menkeu Sri Mulyani di Bintaro, Termasuk Ada Petasan hingga Drone Terbang
- Kolase tangkapan layar YouTube Kemenkeu & ANTARA/Jafar
Jakarta, tvOnenews.com - Rumah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjadi sasaran aksi penjarahan oleh massa menghebohkan publik.
Sekitar ratusan orang tak dikenal (OTK) melakukan aksi penjarahan di rumah Sri Mulyani di Jalan Mandar, Bintaro, Tangerang Selatan.
Massa ramai-ramai mendatangi kediaman Sri Mulyani setelah sukses menjarah rumah Ahmad Sahroni dan Uya Kuya.
Aksi penjarahan rumah Sri Mulyani berlangsung pada Minggu (31/8/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB dan 03.00 WIB.
Aksi penjarahan berlangsung dalam dua gelombang setelah diungkap oleh Joko Sutrisno, staf pengamanan rumah pribadi Sri Mulyani.
"Gelombang pertama sekitar pukul 01.00 WIB, gelombang kedua terjadi sekitar pukul 03.00 WIB," ungkap Joko Sutrisno dikutip tvOnenews.com dari Antara, Selasa (2/9/2025).
- ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Seorang warga, Renzi menyampaikan, saat waktu penjarahan sebanyak dua gelombang, Sri Mulyani tidak ada di rumah.
Publik menduga ada kejanggalan dari kasus penjarahan rumah Sri Mulyani yang dinilai telah diatur secara terorganisir.
Berikut lima kejanggalan aksi penjarahan rumah Menkeu Sri Mulyani berdasarkan hasil rekapan Tim tvOnenews.com:
1. Bunyi Petasan
Diketahui, massa mulai mendatangi area kompleks Mandar sebagai lokasi rumah Sri Mulyani pada pukul 12.30 WIB.
Massa mulanya harus tertahan di depan Jalan Mandar Sektor 3, sebab rumah Menkeu RI itu tepat di ujung jalanan.
Akibat berhenti di depan, ternyata ada suara petasan sebagai tanda aba-aba atau isyarat massa memaksa masuk ke dalam.
2. Pelaku Bawa Senjata Tajam
Dalam momen penggerudukan sekaligus penjarahan tersebut, beberapa pelaku terlihat menenteng senjata tajam (sajam).
Warga yang melihat aksi massa memaksa masuk rumah Sri Mulyani tidak berani keluar, mereka hanya bisa mengintip dari balik jendela akibat takut.
3. Identitas Pelaku Tidak Diketahui Warga
Renzi sebagai warga di Jalan Mandar Sektor 3 menyampaikan bahwa, dirinya tidak mengetahui identitas massa yang hampir berjumlah ribuan orang tersebut.
Massa yang datang diduga berasal dari luar daerah dan tidak ada warga asli di Kompleks Mandar.
Load more