Misteri Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih: Kronologi Lengkap dari Penculikan, Penemuan Mayat, hingga Penangkapan Dalang
- Istimewa
Tiga di antaranya diringkus di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, sementara RW ditangkap di NTT saat hendak kabur ke kampung halamannya.
Meski demikian, polisi menegaskan bahwa keempatnya hanya berperan sebagai penculik, bukan eksekutor pembunuhan.
Penangkapan Kedua: Dalang Diduga Terungkap
Perburuan berlanjut. Pada Jumat, 23 Agustus 2025, tim Jatanras menangkap tiga tersangka lain berinisial DH, YJ, dan AA di Solo, Jawa Tengah.
Sehari kemudian, Sabtu, 24 Agustus 2025, tersangka berinisial C alias Candy ditangkap di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyebut, keempat orang ini diduga kuat sebagai aktor intelektual alias otak di balik penculikan dan pembunuhan tersebut.
Sosok Misterius "C" dan Dugaan Hubungan dengan DH
Yang menarik perhatian publik adalah sosok C alias Candy. Ia disebut-sebut sebagai dalang utama di balik kasus ini.
C ternyata memiliki hubungan dekat dengan DH. Bahkan wajahnya pernah muncul dalam sebuah video reels Instagram milik DH. Dalam rekaman itu, C terlihat mengenakan sweater abu-abu dan topi hitam, duduk di belakang DH yang sedang bermain biliar.
Dugaan keterlibatan DH semakin menjadi sorotan publik, lantaran ia bukan sosok biasa. Dikenal sebagai motivator sekaligus pengusaha sukses, DH memiliki portofolio bisnis di bidang properti, perdagangan, pendidikan, e-commerce, fashion, hingga skin care.
Bahkan, ia mendirikan yayasan bernama Hartono Foundation yang aktif di bidang pendidikan, kesehatan, dan UMKM. DH juga pernah menjadi pembicara seminar bersama pejabat tinggi TNI.
Meski begitu, polisi belum mengonfirmasi apakah DH benar terlibat langsung dalam pembunuhan atau hanya berhubungan dengan pelaku lain.
Motif Masih Misterius: Dugaan Fraud hingga Persaingan Jabatan
Hingga kini, motif di balik penculikan dan pembunuhan ini masih simpang siur.
Kriminolog Haniva Hasna menilai bahwa kasus ini mengandung ciri organized crime.
“Empat pelaku pertama hanya berperan menculik, bukan membunuh. Artinya ada perantara, ada eksekutor, dan ada otak pelaku,” jelasnya.
Ia menduga motif bisa beragam, mulai dari masalah pribadi, persaingan jabatan, hingga kemungkinan korban mengetahui dokumen sensitif terkait dugaan fraud atau kredit fiktif miliaran rupiah.
Load more