Masih Misteri, Psikolog Forensik Bongkar Motif Lain Kematian Arya Daru yang Cuma Keluarga Tahu: Masalahnya…
- Kolase tvOnenews
tvOnenews.com - Kematian diplomat muda Kemenlu, Arya Daru Pangayunan, masih menyimpan misteri yang belum sepenuhnya terungkap.
Meski Polda Metro Jaya telah mengumumkan bahwa tidak ditemukan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus tersebut, pihak kepolisian pun masih enggan menyatakan secara tegas bahwa Arya Daru tewas karena bunuh diri.
Kekurangan barang bukti menjadi alasan utama kenapa dugaan bunuh diri belum bisa disimpulkan.
Di tengah teka-teki itu, sejumlah pandangan dari berbagai kalangan bermunculan.
Salah satunya datang dari Nathanael Sumampouw, pengurus pusat Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia.
Dalam wawancaranya yang diunggah melalui kanal YouTube tvOneNews, Nathanael mengungkap informasi baru yang mengejutkan.
Ia menyatakan bahwa Arya Daru diketahui pernah mengakses layanan kesehatan mental beberapa tahun silam.
“Jadi, artinya memang demikian kami mendapatkan data seperti itu,” ujar Nathanael.
Ia menjelaskan bahwa inisiatif Arya Daru dalam menghubungi lembaga profesional penyedia layanan psikologis menunjukkan bahwa yang bersangkutan pernah mengalami ketidaknyamanan psikologis dalam kehidupan pribadinya.
Menurut Nathanael, almarhum pernah menjalani layanan konseling pada dua waktu berbeda, yakni tahun 2013 dan tahun 2021.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi psikologis Arya memang sempat terganggu pada beberapa momen dalam hidupnya, bahkan jauh sebelum ia menjadi seorang diplomat.
Pada tahun 2013, Arya disebut masih berstatus sebagai staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Namun, yang menjadi perhatian utama adalah apa sebenarnya yang menyebabkan Arya Daru mencari bantuan psikologis?
Apakah tekanan dari pekerjaannya sebagai diplomat yang kerap berhadapan dengan isu-isu sensitif seperti perdagangan orang, atau justru berasal dari tekanan personal dalam rumah tangganya?
Nathanael menyatakan bahwa hal ini merupakan persoalan yang sangat pribadi dan tidak semua datanya pantas untuk disebarluaskan ke publik.
“Kita harus mengedepankan penghormatan terhadap individu. Artinya ini sesuatu data yang sifatnya personal, ya tidak perlu masyarakat semua mengetahui,” tegasnya.
Pernyataan ini juga merespons berbagai spekulasi publik terkait kemungkinan adanya tekanan dalam rumah tangga Arya.
Sebelumnya, sempat beredar spekulasi bahwa Arya memiliki masalah dengan istrinya, terutama setelah ia disebut sempat menghubungi sang istri malam sebelum kematiannya.
Load more