Postingan Terakhir Arya Daru Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa Terlilit Lakban Kuning, 'Seseorang' Spill Perlakuan Diplomat Muda Itu Ternyata ...
- Istimewa
tvOnenews.com - Menjadi sorotan postingan terakhir Arya Daru Pangayunan sebelum ditemukan tewas terlilit lakban berwarna kuning, ternyata Arya pernah melakukan sesuatu yang diakui oleh sosok ini.
Setelah lebih dari tiga pekan, Ditreskrimum Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap hasil penyelidikan kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39).
Diketahui, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7).
Dari hasil penyelidikan kepolisian, disebutkan penyebab kematian ADP karena kehabisan oksigen hingga mati lemas.
"Sebab kematian akibat pertukaran oksigen pada saluran pernafasan atas yang mengakibatkan lemas," ungkap Dokter Forensik RSCM, Yoga Tohijiwa, yang menerima permintaan visum dari kepolisian pada tanggal 8 Juli 2025.
Bukan dibunuh seperti kabar simpang siur yang beredar, polisi menyebut kematian Arya Daru karena diduga mengalami depresi.
Ketua Apsifor, Nathanael EJ Sumampouw dalam konferensi pers yang digelar Selasa (29/7/2025) menjelaskan alasan Arya Daru melakukan tindakan menghabisi nyawa sendiri.
- Kolase tvOnenews
Dari keterangan yang diberikan oleh keluarga dan rekan kerjanya, Arya Daru dikenal sebagai sosok pribadi yang sangat positif, bertanggung jawab juga suportif, dan pekerja keras serta peduli terhadap lingkungan.
Menurutnya hal itulah yang akhirnya membuat Arya Daru kesulitan untuk mengekspresikan emosi negatif.
“Sebagai sosok yang sangat positif di lingkungan, almarhum sangat sulit ekspresikan emosi negatif yang kuat terutama dalam situasi tekanan yang tinggi,” ungkapnya.
Bukti lain yang semakin memperkuat adalah ditemukannya data Arya Daru yang menghimpun mengakses layanan kesehatan mental dari tahun 2013 kemudian berlanjut di tahun 2021.
Pekerjaan Arya Daru juga disinyalir menjadi tekanan baginya dan menimbulkan depresi. Apalagi ia harus melihat peristiwa-peristiwa memilukan yang dialami Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri hingga melibatkan emosional kejiwaannya sendiri.
“Peran tersebut menuntut empati yang tinggi dan sensitivitas sosial sehingga menimbulkan burnout, kelelahan kepedulian, terus menerus terpapar pengalaman penderitaan, dinamika psikologis itulah yang kami temukan di akhir kehidupannya,” jelasnya.
Load more