Reaksi Keluarga soal Temuan Obat CTM dan Paracetamol dalam Tubuh Diplomat Arya Daru
- Istimewa - Pixabay
Jakarta, tvOnenews.com – Keluarga dari Arya Daru Pangayunan diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan meninggal dunia secara tragis di Jakarta angkat bicara terkait hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri yang mengungkap adanya kandungan obat CTM (Chlorpheniramine) dan Paracetamol dalam tubuh korban.
Kakak ipar Arya Daru Meta Bagus menyampaikan bahwa konsumsi kedua jenis obat tersebut merupakan hal yang wajar dan lazim dilakukan masyarakat saat mengalami keluhan kesehatan ringan.
“Namanya orang yang sakit itu kan lumrah ya. Kadang kita pusing ya minum Paracetamol, kadang kalau pas lagi sembelit ya obat sembelit dan lain sebagainya,” ujar Meta saat ditemui tvOne di kediaman keluarga di kawasan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (29/7/2025) malam.
- Tangkapan layar Youtube tvOne
Sebelumnya Polda Metro Jaya telah mengumumkan hasil penyelidikan awal penyebab kematian Arya Daru. Berdasarkan temuan di lapangan, korban disebut meninggal akibat kehabisan napas.
Saat ditemukan di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, kepala Arya dalam kondisi terlilit lakban.
Meski demikian pihak keluarga menolak anggapan bahwa Arya Daru meninggal karena bunuh diri. Meta dengan tegas menyatakan bahwa pihak keluarga meyakini ada kejanggalan dalam kematian tersebut.
“Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu (bunuh diri),” ungkap Meta.
Ia menambahkan keluarga saat ini masih berada dalam suasana duka mendalam. Di tengah situasi sulit, mereka memilih untuk fokus menjaga kondisi psikologis anak-anak Arya Daru yang ditinggalkan.
“Kami ini sedang fokus untuk tetap menjaga hati dan pikiran dari anak-anak almarhum. Karena kan seperti kita ketahui ini juga bukan proses yang mudah, kita semua tahu lah situasinya seperti ini. Ini sangat berat bagi kami,” tuturnya.
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Meta pun mengajak masyarakat dan media untuk ikut mengawal proses penyelidikan yang masih terus berjalan. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan luas publik terhadap kasus ini.
“Kami sangat-sangat menghargai sekali dukungan dari teman-teman media, dari seluruh masyarakat Indonesia mengenai kasus ini. Kami percaya bahwa kita semua bagian dari masyarakat ini percaya bahwa keadilan adalah milik bersama. Pada waktunya nanti kami juga percaya kebenaran akan terungkap dengan terang dan membawa keadilan dan ketenangan bagi baru, juga bagi yang ditinggalkan,” kata Meta.
Diketahui sebelumnya tim Puslabfor Polri yang diwakili oleh Adelano menjelaskan bahwa sebelum meninggal dunia Arya Daru sempat mengonsumsi beberapa jenis obat.
“Adanya konsumsi paparan obat sebelum kematian. Seluruh hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diserahkan kepada penyidik,” jelas Adelano saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Obat yang dikonsumsi di antaranya CTM dan Paracetamol. Adelano menyebut CTM merupakan antihistamin yang digunakan untuk meredakan alergi dan memiliki efek mengantuk, sementara Paracetamol dikenal sebagai pereda nyeri dan demam. Kombinasi kedua zat tersebut umum ditemukan dalam obat flu.
Pihak kepolisian masih melanjutkan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kematian diplomat muda yang dikenal berdedikasi tersebut.
Load more