Bahlil Temui Sri Mulyani, Bahas Strategi Tingkatkan PNBP Minerba dan Migas
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan penting ke kantor Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Kamis (31/7/2025). Pertemuan yang berlangsung selama sekitar dua jam ini membahas upaya strategis pemerintah dalam meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya dari sektor mineral dan batu bara (minerba) serta minyak dan gas bumi (migas).
Usai pertemuan, Bahlil menjelaskan bahwa kunjungannya dilakukan untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
"Tadi kita membahas beberapa program pemerintah dengan Ibu Menkeu. Pertama, bagaimana meningkatkan PNBP baik dari sektor minerba maupun dari migas. Kedua, bagaimana tukar informasi data antara Dirjen Minerba dan DJP, juga dari SKK Migas," ujar Bahlil di Gedung Kemenkeu, Jakarta.
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu yang turut hadir dalam pertemuan itu menambahkan, kerja sama ini mencakup pertukaran data dan informasi, analisis bersama, hingga penagihan bersama untuk mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor strategis tersebut.
"Antara DJP dan Dirjen Minerba, juga DJP dengan SKK Migas dalam rangka pertukaran data, pertukaran informasi, melakukan joint analysis, sampai dengan penagihan bersama," jelas Anggito.
Selain membahas penerimaan negara, pertemuan juga menyinggung pemberian insentif untuk mendukung iklim investasi dan meningkatkan produksi migas nasional. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan bahwa insentif menjadi bagian dari strategi mendorong investasi baru di sektor energi.
"Ini bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan negara, terutama dari sektor pajak, serta memberikan stimulus agar investasi dan produksi migas bisa meningkat," ujarnya.
Sebagai catatan, capaian PNBP sektor ESDM pada 2024 melampaui target hingga 115%, atau mencapai Rp 269,6 triliun. Dari jumlah tersebut, subsektor minerba menjadi penyumbang terbesar dengan Rp 140,5 triliun (52,1%), diikuti migas sebesar Rp 110,9 triliun. Sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) serta lainnya turut menyumbang Rp 18,2 triliun.
Langkah integrasi data dan kerja sama antar-lembaga ini diharapkan dapat semakin memperkuat transparansi, efisiensi penagihan, serta membuka peluang peningkatan penerimaan negara secara berkelanjutan dari sektor strategis nasional. (nsp)
Load more