Oknum PNS Jual Beras Oplosan di Lombok Tengah, Kini Nasibnya Jadi Begini
- istimewa - antaranews
Jakarta, tvOnenews.com - Beredar kabar soal oknum PNS, berinisial NA (40), warga Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, menjual beras oplosan. Kini atas perbuatannya, ia mendekam di jeruji besi.
Kasus ini diungkap Satgas Pangan Subdit I Ditreskrimsus Polda NTB kepada awak media, Rabu (30/7/2025).
Pihal Polda NTB jelaskan, pelaku berinisial NA (40), ditangkap karena diduga mengoplos dan menjual beras bermerek Beras Medium, Beraskita, dan SPHP palsu ke sejumlah pasar di Kota Mataram.
Menurut Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Mohammad Kholid pengungkapan tersebut berawal dari laporan masyarakat, yang merasa kualitas beras bermerek SPHP dan Beraskita di pasaran mulai diragukan.
“Menerima informasi tersebut tim Satgas Pangan langsung bergerak, dan hasilnya mengejutkan. Ternyata beras-beras itu dioplos dengan menir, dikemas ulang dengan merek resmi seolah-olah produk Bulog. Ini jelas merugikan masyarakat,” jelas Kombes Kholid, Selasa (29/7/2025).
Lanjutnya menjelaskan, awalnya ada laporan dari masyarakat, ditindak lanjuti oleh Bulog lalu berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda. Lalu Satgas Pangan Polda dan staf Bulog turun ke lapangan melakukan pengecekan beberapa toko dan pasar seperti Pasar Pagutan dan Jempong, Kota Mataram.
Di salah satu toko, yakni Toko Noval, ditemukan 9 karung merek Beras Medium yang tidak sesuai standar mutu. Setelah ditelusuri, toko tersebut mengaku mendapatkan pasokan dari seorang sales berinisial RYR, karyawan dari NA, yang ternyata adalah otak dari pengoplosan beras tersebut.
Tim kemudian bergerak ke rumah sekaligus gudang milik NA, di BTN Pemda Dasan Geres, Lombok Barat, dan menemukan gudang mini berisi alat produksi, karung-karung kemasan ilegal, dan ribuan kilogram beras oplosan. Dari hasil pemeriksaan, NA mengaku telah menjalankan bisnis ini selama 2 bulan, dan telah menjual sekitar 15 ton beras ke berbagai kios di Mataram.
Modusnya sederhana namun merugikan, membeli beras bagus dan menir dari penggilingan di Lombok Tengah dan Lombok Barat, serta membeli beras jatah dari pengepul di Pasar Pagutan. Kemudian beras-beras itu dicampur dengan rasio 3 karung beras bagus + 1 karung menir, selanjutnya dikemas ulang ke karung merek SPHP, Beraskita, dan Beras Medium ukuran 5 kg. Beras hasil oplosan itu pun siap dijual, melalui sales menggunakan kendaraan open cup.
Load more