Buah Tangan Kesepakatan CEPA RI-Uni Eropa, Istana Yakin Ekspor Naik 50 Persen
- Abdul Gani Siregar-tvOne
Jakarta, tvOnenews.com - Setelah mandek selama satu dekade, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa akhirnya berhasil dituntaskan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Penuntasan perjanjian strategis ini disebut berpotensi mendongkrak ekspor Indonesia hingga 50 persen dan membuka peluang besar penciptaan lapangan kerja baru.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi dalam konferensi pers di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
“Jadi memang perjanjian-perjanjian strategic partnership seperti ini memang tidak mudah dan butuh waktu yang panjang. Hampir semua CEPA itu butuh waktu yang panjang. Mungkin bukan persoalan kendala tapi memang ketika mendetailkan perjanjian kerja sama bagaimanapun kan membawa kepentingan nasional masing-masing,” ujar Hasan.
Hasan menegaskan bahwa negosiasi antara Indonesia dan Uni Eropa melibatkan dinamika kepentingan dari kedua belah pihak dan juga dipengaruhi oleh konstelasi global.
Namun, keberhasilan Presiden Prabowo mendorong penyelesaian CEPA membuka peluang ekonomi yang signifikan.
“Kalau dengan EU (Uni Eropa), mereka juga punya kepentingan mereka sendiri, kita juga punya kepentingan kita sendiri. Nah, bernegosiasi itu cukup alot, termasuk juga konstelasi global. Kita kan perlu juga mencari pasar baru, kerja sama-kerja sama baru, investasi baru di samping yang selama ini sudah ada,” ucapnya.
Berdasarkan perhitungan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebagian besar produk Indonesia akan masuk ke pasar Eropa dengan bebas tarif. Dampaknya, ekspor Indonesia diprediksi meningkat hingga 50 persen.
“Berdasarkan perhitungan dari Kementerian Koordinator Perekonomian bisa meningkat 50 persen. Kalau ekspor meningkat 50 persen, itu artinya kinerja industri dalam negeri kan juga meningkat. Dan kalau kinerja industri meningkat, artinya kan serapan tenaga kerja juga akan banyak. Itu dari sisi perdagangan,” jelas Hasan.
Selain perdagangan, sektor investasi juga diyakini akan melonjak. Saat ini, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia sudah mencapai sekitar US$24 miliar dan diprediksi akan terus tumbuh seiring keberlakuan CEPA.
“Kalau sisi investasi juga diprediksi investasi yang sudah cukup besar, sebesar 24 miliar dolar mungkin, selama ini dari Uni Eropa, itu akan meningkat juga lebih besar ke negara kita. Karena perjanjian ini,” ujarnya.
Load more