Misteri Tewasnya Diplomat Muda Kemenlu dengan Kepala Terlakban, Rekaman CCTV Ungkap Dua Pria Saat Lakukan...
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Penyebab kematian Diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bernama Arya Daru Pangayunan alias ADP dengan kondisi kepala terlakban di kamar indekosnya kawasan Menteng, Jakarta Pusat masih menjadi misteri.
Kepolisian pun mendapati rekaman CCTV yang berada di kawasan indekos tempat ditemukannya Diplomat Muda Kemenlu itu tewas.
Dalam rekaman CCTV itu nampak ada dua orang yang berupaya membuka paksa kamar korban.
- Istimewa
Berdasar rekaman CCTV, satu orang dengan celana pendek terlihat membuka paksa pintu dimulai dengan cara mencongkel jendela kamar memakai obeng.
Sementara, seorang lainnya merekam dengan ponselnya sebagai dokumentasi dalam membuka paksa pintu tersebut.
Upaya tersebut membuahkan hasil, hingga kedua orang itu berupaya kembali membuka paksa pintu yang terkunci dari dalam kamar indekos itu.
Sebab pintu kamar korban memakai smart lock yang aksesnya hanya dipunya oleh korban saja.
Kedua pria ini sempat coba membuka dengan kartu akses yang mereka punya namun kenyataannya tetap tidak bisa.
Setelah berjibaku, pintu tersebut dapat terbuka dari dalam kamar kos yang disewa oleh Diplomat Muda Kemenlu itu.
Keduanya nampak kaget karena mendapati korban tewas dengan kondisi mengenaskan berupa kepala terlakban.
Kedua pria itu pun terlihat panik kemudian keluar kamar sembari mencoba mencari bantuan.
Diberitakan sebelumnya, warga kawasan Menteng, Jakarta Pusat dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat pria di sebuah kamar indekos kawasan Jalan Gondangdia Kecil, pada Selasa pagi, 8 Juli 2025.
Pelbagai upaya telah dilakukan pihak kepolisian untuk mengungkap tewasnya ADP yang diketahui Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Mengerikannya korban tewas dengan kondisi kepala terikat isolasi di dalam kamar kos Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi menerangkan, pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, namun belum dapat disimpulkan penyebab kematian.
“Sudah ada dua sih yang kita sudah periksa. Cuman masih belum, masih biasa lah gambarannya. Karena kan kebetulan CCTV-nya kan juga yang masih pakai MMC atau memory card yang langsung dari kameranya," ujar Rezha kepada wartawan, Selasa (8/7/2025).
"Jadi kita masih periksa terus, periksa satu-satu karena kan terpotong ya. Bukan yang CCTV, yang recorder gitu," sambung dia.
Rezha menerangkan, dari rekaman CCTV awal belum kelihatan tanda-tanda mencurigakan. Selain itu, polisi juga telah memeriksa beberapa orang saksi.
Mereka adalah pemilik kos, penjaga kos, dan kerabat korban. Tapi hasilnya juga sama tidak ada yang menunjukkan sesuatu mencurigakan.
"Sampai saat ini sih belum kita mengarah ke sana ya. Karena kan memang beliaunya katanya kerja kantor, ke rumah gitu," ujar dia.
"Dari keterangan si penjaga kos pun sama, rutinitas beliaunya itu sama dengan keterangan teman sekantornya ya. Kalau dia itu hanya sampai ke kantor, pagi terus pulang, makan, sarapan, udah," dia menambahkan.
Dia mengatakan, pihaknya kini masih menunggu hasil autopsi dari RSCM guna mengetahui secara pasti penyebab kematian korban. (rpi/raa)
Load more