24 Nama Calon Dubes Dikirim ke DPR, Istana Tegaskan Bukan Semata-Mata Ancaman Tarif Trump
- Abdul Gani Siregar/tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menegaskan bahwa pengajuan 24 nama calon duta besar (dubes) oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, ke DPR bukan sekadar soal kecepatan proses, melainkan langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan global yang makin dinamis.
“Kalau penunjukkan duta besar itu kan memang hak prerogatif Presiden. Pertimbangannya tentu banyak. Termasuk juga pertimbangan situasi global tentu juga menjadi pertimbangan besar dari Presiden Prabowo,” kata Hasan di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Menurut Hasan, dari 24 nama yang dikirim, sekitar 18 di antaranya merupakan calon dubes karier dari Kementerian Luar Negeri, sementara sisanya berasal dari kalangan profesional yang dinilai memiliki keunggulan dalam jejaring, pengalaman, dan pemahaman tentang negara tujuan.
“Jadi kalau berbasis integritas, kompetensi, pengalaman tidak melulu harus karier, tapi kompetensi, networking, tahu seluk beluk sebuah negara itu menjadi pertimbangan penting juga untuk menunjuk seorang duta besar,” jelas Hasan.
Ia juga membantah anggapan bahwa langkah cepat penunjukan dubes terkait semata-mata dengan ancaman tarif tambahan 10 persen dari Presiden AS Donald Trump terhadap negara-negara BRICS, termasuk Indonesia.
Namun, diakui bahwa pengisian pos dubes AS yang telah lama kosong sangat penting untuk memperkuat diplomasi jangka Panjang, termasuk juga soal ancaman tarif Trump tersebut.
“Termasuk juga di Amerika kan sudah kosong beberapa tahun dan harus segera diisi. Tentu kepentingannya adalah untuk kepentingan jangka panjang. Hubungan baik, diplomasi, hubungan kerja sama, hubungan ekonomi kita dengan Amerika Serikat dalam jangka panjang,” tegas Hasan.
Ia menambahkan, penunjukan para dubes ini diharapkan mampu mempererat hubungan Indonesia dengan negara-negara sahabat tidak hanya di bidang ekonomi dan diplomasi, tetapi juga dalam menciptakan perdamaian dunia.
“Ini penting, Pak Presiden selalu sampaikan, menciptakan tatanan dunia yang stabil. Karena begitu tatanan dunia tidak stabil, pasti punya impact terhadap banyak hal termasuk perekonomian negara kita,” tandasnya. (agr/iwh)
Load more