Pemerataan Energi Jadi Sorotan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Wilayah 3T Kini Lebih Terjangkau
- tim tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Jakarta, tvOnenews.com – Pemerataan energi menjadi salah satu agenda strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Komitmen ini terus bergulir sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, dengan capaian signifikan di berbagai wilayah, termasuk kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Prabowo menegaskan bahwa energi adalah hak seluruh rakyat Indonesia. Ia mendorong agar akses terhadap bahan bakar, listrik, dan infrastruktur energi tidak hanya terkonsentrasi di Jawa dan kota besar, tetapi juga menjangkau desa-desa terpencil di Papua, Kalimantan, Nusa Tenggara, hingga pulau-pulau kecil.
Pemerintah menempuh pendekatan multi-sektor untuk mewujudkan visi ini. Dukungan regulasi dan insentif fiskal bagi industri energi, pembangunan terminal distribusi baru, serta penguatan moda transportasi darat, laut, dan udara menjadi bagian dari langkah terintegrasi menuju swasembada energi nasional.
Selain itu, kerja sama antara BUMN energi, swasta, dan pemerintah daerah terus diperluas untuk memastikan kesinambungan pasokan dan efisiensi operasional, termasuk di sektor industri dan kelistrikan. Pembangunan infrastruktur seperti tangki penyimpanan BBM, terminal bahan bakar, dan teknologi pengawasan armada juga didorong untuk menjamin keamanan dan ketahanan pasokan energi.
Tak hanya soal distribusi, Pemerintah juga memberi perhatian pada aspek produksi dan eksplorasi energi, terutama untuk mengatasi penurunan produksi sumur tua di sektor minyak dan gas. Berbagai teknologi baru telah diterapkan untuk memperpanjang umur produksi dan meningkatkan hasil secara efisien.
Campur Tangan Banyak Pihak Sukseskan Pemerataan Energi
Di balik kebijakan makro tersebut, hadir peran lapangan yang dijalankan oleh perusahaan distribusi energi nasional. Salah satu pihak yang menjalankan misi ini adalah PT Elnusa Petrofin, anak usaha PT Elnusa Tbk dan bagian dari Pertamina Group.
Sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, perusahaan ini memperluas titik distribusi dengan membuka terminal baru di Lampung dan Tanjung Pandan (Kep. Bangka Belitung), serta menjawab tantangan geografis Papua dengan sistem logistik multimoda yang mengintegrasikan jalur darat dan udara.
Peran penting juga terlihat dalam sektor industri, di mana Elnusa Petrofin memperkuat ketersediaan BBM industri dan menjalin kemitraan strategis untuk menjawab kebutuhan energi secara fleksibel. Di Kalimantan, perusahaan ini bersinergi dengan PLN Nusantara Power dalam memperkuat pasokan energi ke kawasan pertumbuhan baru.
Di sektor hulu migas, perusahaan ini juga menjadi bagian dari solusi teknologi, terutama dalam proyek Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) yang ditujukan untuk meningkatkan produksi dari sumur-sumur tua.
Penguatan operasional perusahaan ini juga ditopang inovasi sistem seperti Road Traffic Control (RTC) dan Remote Asset Daily Activity Recorder (RADAR) untuk menjamin keselamatan distribusi. Aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) terus menjadi fondasi utama operasional mereka.
Tak berhenti di sisi teknis, pendekatan sosial perusahaan dilakukan melalui 959 kegiatan CSR dalam setahun terakhir. Program tersebut meliputi pengembangan UMKM, penanggulangan sampah, peternakan inovatif, hingga edukasi dekarbonisasi di berbagai wilayah operasionalnya.
“Energi bukan sekadar pasokan, tapi menyangkut harapan masyarakat. Kami percaya, menjaga suplai energi hingga titik terjauh adalah wujud nyata dari pemerataan yang adil,” ujar Doni Indrawan, Direktur Utama Elnusa Petrofin.
Dengan ekosistem yang semakin terintegrasi dan kolaboratif, Elnusa Petrofin menjadi salah satu elemen kunci dalam menjawab amanah pemerataan energi nasional. Kerja nyata ini selaras dengan semangat pemerintahan Prabowo-Gibran untuk memastikan energi hadir bagi seluruh rakyat Indonesia—tanpa kecuali.
Load more