Tom Liwafa Usulkan Basarnas Miliki Penerjemah: Respons terhadap Sorotan Global Kasus Turis Brasil
- Tim tvOne/Sandi Irwanto
Jakarta, tvOnenews.com – Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PAN, Tom Liwafa, mengusulkan agar Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dilengkapi dengan penerjemah profesional untuk memperkuat komunikasi internasional, terutama dalam menyampaikan informasi kepada publik luar negeri saat terjadi bencana atau insiden yang melibatkan warga negara asing.
Usulan tersebut disampaikan Tom dalam rapat kerja Komisi V DPR RI bersama Kepala Basarnas, Senin (7/7/2025). Ia menyoroti pentingnya kehadiran translator sebagai jembatan informasi, menyusul kejadian jatuhnya turis asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Lombok. Kasus tersebut menyedot perhatian internasional dan bahkan memicu gelombang komentar dari netizen Brasil ke akun media sosial pejabat Indonesia.
“Yang paling miris, sampai akun Instagram pribadi Presiden Prabowo diserang netizen dari Brasil. Ini karena kurangnya penjelasan yang bisa dimengerti oleh publik luar negeri. Maka saya usulkan Basarnas punya penerjemah yang andal,” tegas Tom.
Sebagai figur muda yang aktif dalam dunia digital, Tom Liwafa menekankan pentingnya literasi komunikasi global bagi lembaga pemerintah. Ia menilai bahwa penjelasan resmi Basarnas selama proses evakuasi sudah cukup baik di dalam negeri, namun tidak tersampaikan secara maksimal ke komunitas internasional.
“Di dunia digital, saya paham betul bahwa informasi yang tidak disampaikan dalam bahasa yang dimengerti bisa menimbulkan spekulasi. Penjelasan yang bagus pun bisa disalahpahami kalau tidak diterjemahkan secara tepat,” tambahnya.
Selain soal komunikasi, Tom juga menyoroti perlunya alat pendeteksi suhu tubuh dalam operasi penyelamatan agar proses evakuasi lebih cepat dan akurat. Ia juga memberikan apresiasi tinggi kepada relawan lokal Abdul Haris Agam, atau lebih dikenal sebagai Agam Rinjani, yang terlibat langsung dalam penyelamatan Juliana Marins.
Usulan Tom mencerminkan kepeduliannya tidak hanya terhadap efisiensi operasi SAR, tetapi juga terhadap citra Indonesia di mata dunia internasional. Menurutnya, Basarnas harus adaptif terhadap era digital dan keterbukaan informasi yang lintas batas negara.
“Misi kemanusiaan kita luar biasa, tapi publik dunia juga harus tahu itu. Penerjemah bukan hanya soal bahasa, tapi juga menyampaikan empati dan tanggung jawab kita secara global,” pungkasnya. (nsp)
Load more