Buntut Praktik Negosiasi Prostitusi, Satpol PP Perketat Pengawasan Tembok Bolong Jatinegara
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Satpol PP pastikan akan melakukan penjagaan disekitar pagar atau tembok pembatas jalur rel yang bolong di lintas Jatinegara (Tembok Bolong Jatinegara) hingga Cipinang, Jakarta Timur.
Kasatpol PP Jatinegara Teguh Nurdin Amali mengatakan, pihaknya menerjunkan paling banyak 8 orang untuk mengamankan lubang tersebut agar tidak kembali menjadi lokasi negosiasi prostitusi.
"Untuk kekuatan kurang lebih 6 sampai 8 orang. Tiap malamnya kita selalu patroli ke lokasi," katanya saat dihubungi, Sabtu (5/7/2025).
Selain pengawasan, pihaknya juga akan terus melakukan pengecekan secara rutin. Sebab, ia mengaku, para wanita malam akan kembali ke lokasi tersebut setelah pengamanan yang dilakukan Satpol PP mulai melonggar.
"Kami akan lebih konsistenuntuk melakukan patroli mobil secara rutin dan berkala," ujarnya.
Teguh mengungkapkan, bahwa selama ini mereka kerap mangkal di lokasi tersebut sekira pukul 10 malam. Sehingga di jam-jam itu pihaknya perketat penjagaan.
"Jam 10 kita patroli, tapi kan kadang-kadang kita mulai jam 10 masih kosong, karena mungkin mereka membaca pergerakan kita. Akhirnya ya kita main jam aja, kadang-kadang jam 11, jam 12, karena mereka juga mengintai kita," tandasnya.
Sebelumnya, Kasatpol PP Jatinegara Teguh Nurdin Amali mengaku telah mengamankan 7 orang di sekitar pagar atau tembok pembatas jalur rel yang bolong di lintas Jatinegara hingga Cipinang, Jakarta Timur.
Seluruh orang yang berhasil diamankan tersebut terdiri dari pedagang kopi, wanita diduga PSK dan waria.
"Terakhir kita berhasil mengamankan ada 7 ya, tapi 7 juga terdiri dari ya memang ada wanita malam berikut pendagang-pedagang, kemudian juga ada waria," kata dia saat dihubungi, Sabtu (3/7/2025).
Teguh menjelaskan, bahwa berdasarkan hasil penyelidikan pihaknya, mereka berasal dari Jakarta bahkan beberapa di antaranya dari luar daerah seperti Cirebon dan Indramayu.
"Memang kalau dilihat dari KTP-nya ada warga KTP DKI, tapi lebih banyak KTP daerah, ada Cirebon Indramayu. (Usia) 40 sampai 50," jelasnya.
Ia menyebut, kegiatan razia ini merupakan tindak lanjut dari adanya aduan masyarakat yang merasa resah dengan aktivitas di lokasi tersebut. Sehingga pihaknya bergerak cepat untuk mengamankan mereka.
Load more