Profil Nurmala Kartini Sjahrir, Ibu Bos Danantara dan Adik Luhut Pandjaitan yang Digadang Jadi Dubes RI untuk Jepang
- Climate Reality Indonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Nama Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir mencuri perhatian seusai menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI.
Peneliti antropologi sekaligus adik Ketua Dewan Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan itu kini menjadi kandidat Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Jepang.
Nurmala bersama 11 calon Dubes lain baru saja menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi I DPR RI, Sabtu (5/7/2025).
Seusai tes, ia mengatakan uji kepatutan dan kelayakan berlangsung lancar.
Kepada Komisi I DPR RI, Nurmala blak-blakan memaparkan masalah peningkatan hubungan bilateral RI dan negara sahabat saat menjalani tes.
Ia menyoroti berbagai hal mulai dari aspek ekonomi, perlindungan warga negara (WNI), hingga kerja sama strategis lainnya.
Selain itu, Nurmala juga membahas program hilirisasi yang saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia. Nurmala pun tidak menampik bahwa dia diusulkan menjadi calon dubes RI untuk Jepang.
“Kita ada program hilirisasi. Nah Jepang ini adalah suatu negara yang maju, baik teknologinya di dalam segala hal," kata Nurmala dikutip dari Antara.
"Tapi jangan lupa, Indonesia ini adalah negara dengan sumber daya alam yang luar biasa, juga kita punya sumber daya manusia yang sedang kita tingkatkan kualitasnya menuju Indonesia Emas 2045,” tergasnya.
Di samping itu, Nurmala turut menyoroti aspek ketenagakerjaan. Menutnya, Jepang saat ini telah lebih jauh terbuka dalam hal kerja sama di bidang ketenagakerjaan, sehingga momentum itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
“Saya kira dalam soal ketenagakerjaan, betul, kita harus menggunakan kesempatan ini karena Jepang betul-betul dalam soal itu memberikan perhatian yang banyak. Dan sekarang, dalam kerja sama kita, Jepang jauh lebih terbuka, lebih fleksibel, sehingga akan memudahkan kepada kita untuk mendapatkan alih teknologi kemampuan dalam meningkatkan keterampilan SDM kita,” tuturnya.
Profil Nurmala Kartini: Akademisi, Politisi, dan Diplomat
Bukan sosok biasa, Nurmala Kartini adalah perempuan yang memiliki rekam jejak panjang di dunia akademik, sosial, politik, dan diplomasi.
Ia lahir pada 1 Februari 1950 dan dikenal luas sebagai adik dari tokoh militer dan politik nasional Luhut Binsar Pandjaitan, serta istri dari mendiang ekonom Dr. Sjahrir.
Dari pernikahannya dengan Dr. Sjahrir, Kartini dikaruniai anak, salah satunya Pandu Patria Sjahrir, yang saat ini menjabat sebagai Chief Investment Officer (CIO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).
Kartini diketahui pernah menempuh pendidikan di bidang antropologi. Ia meraih gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada tahun 1976, kemudian melanjutkan studi S-2 di Boston University dan lulus pada 1981.
Ibunda Pandu Sjahrir itu menyelesaikan pendidikan doktoralnya di universitas yang sama pada tahun 1990.
Setelah menyelesaikan studi, Kartini mengabdikan diri di dunia pendidikan sebagai dosen antropologi di Universitas Indonesia.
Selain itu, Antropolog berusia 75 tahun juga sempat bekerja sebagai editor di Yayasan Obor Indonesia (YOI) dan aktif sebagai peneliti di bidang sosial ekonomi.
Kiprahnya juga terlihat di dunia korporasi. Ia tercatat sebagai Komisaris Independen di jaringan rumah sakit swasta Siloam Hospitals.
Peran penting lainnya dijalankan Kartini di lingkungan akademik, saat ia terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sumatera Utara (USU) untuk periode 2020–2025.
Penunjukannya menggantikan Panusunan Pasaribu yang sebelumnya menjabat di posisi tersebut.
Di ranah politik, Kartini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perjuangan Indonesia Baru pada periode 2007 hingga 2011.
Kiprah politiknya berlanjut dalam Pemilihan Presiden 2024, di mana ia tercatat masuk dalam struktur Tim Kampanye Nasional pasangan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka sebagai penasihat.
Pada tahun 2010, Kartini dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Argentina, merangkap juga untuk Paraguay dan Uruguay.
Penugasan itu menunjukkan kepercayaan pemerintah atas kapasitasnya dalam diplomasi internasional.
Sebagai informasi, Komisi I DPR RI menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) calon dubes luar biasa berkuasa penuh maupun perutusan tetap Republik Indonesia untuk 24 negara sahabat dan organisasi internasional, pada Sabtu dan Minggu (6/7).
Sebanyak 12 calon Dubes pada hari ini yang dibagi menjadi dua sesi, kemudian tes 12 calon dubes lainnya akan dilakukan esok hari. (rpi)
Load more