Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas Dibunuh Israel, Begini Respons DPR
- Instagram @mercindonesia
Jakarta, tvOnenews.com - Marwan Al Sultan selaku Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, meninggal dunia akibat serangan Israel. Marwan wafat bersama keluarganya.
“Indonesia turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada tanggal 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” tulis Kementerian Luar Negeri RI melalui akun X-nya, Kamis (3/7/2025).
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta menyebut Israel telah melakukan kejahatan luar biasa.
- Doc DPR RI
"Israel terus menerus menunjukkan kejahatannya yang luar biasa (extraordinary). Mereka tidak tunduk pada hukum, juga tidak memiliki komitmen pada kemanusiaan,” tegas Sukamta dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7/2025).
“Saya mengutuk kebrutalan Israel ini dan menyerukan semua pihak berupaya menghentikan genosida yang dilakukan Israel,” jelas Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Sukamta menjelaskan serangan Israel terhadap RS Indonesia hingga menewaskan Direkturnya telah melanggar sejumlah aturan dan hukum internasional.
Di antaranya, Konvensi Den Haag tahun 1907 tentang Hukum dan Kebiasaan Perang di Darat Pasal 18 yang melarang serangan terhadap rumah sakit, tempat medis, dan tenaga medis yang mengumpulkan, merawat, dan mengevakuasi orang yang terluka dan sakit dalam konflik bersenjata.
Selain itu, Israel juga telah melanggar Konvensi Jenewa keempat tahun 1949 dan Protokol Tambahan I tahun 1977 yang secara eksplisit menekankan perlindungan bagi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dari serangan.
“Karena itu, saya terus mendukung Pemerintah Indonesia agar bersikap lebih proaktif untuk mendesak PBB dan seluruh negara di dunia menghentikan genosida yang terjadi di Gaza,” jelas Sukamta.
Dia berharap kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Arab Saudi dan menghadiri pertemuan BRICS di Brasil turut menyuarakan untuk menghentikan genosida di Palestina.
“Termasuk segera menunjuk Dubes RI untuk PBB di New York dan Jenewa, karena upaya diplomasi yang proaktif sangat membutuhkan peran Dubes sebagai ujung tombaknya," tandasnya. (saa/muu)
Load more