Buka Retret 47 Calon Kepala Sekolah Rakyat, Mensos Ipul Tekankan soal Empati Sosial
- Rika Pangesti/tvOnenews
Jakarta, tvonenews.com – Kementerian Sosial RI menggelar retret untuk 47 calon kepala sekolah yang akan ditempatkan di Sekolah Rakyat batch 2 di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Kesejahteraan Sosial, Margaguna, Jakarta Selatan pada Selasa (2/7/2025).
Acara ini akan berlangsung selama 5 hari, mulai dari tanggal 2 sampai 7 Juli 2025.
Acara retret ini dibuka langsung oleh Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo.
Gus Ipul menuturkan, retret ini bertujuan untuk mempersiapkan kepala sekolah agar dapat menjalankan tugas mereka dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto untuk memuliakan masyarakat miskin melalui pendidikan berkualitas.
Di dalam sambutannya, Gus Ipul menegaskan pentingnya keselarasan pemahaman, tekad, dan langkah para kepala sekolah sebagai bagian dari tim yang terlibat dalam program Sekolah Rakyat.
"Sekolah Rakyat adalah gagasan Presiden untuk memuliakan mereka yang tersisihkan, yang belum terjangkau pembangunan, dan yang hidup di lingkungan kurang mendukung,” ucap Gus Ipul di lokasi.
Ia menekankan bahwa Sekolah Rakyat hadir untuk memberikan pendekatan afirmatif dan spesifik bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang sering kali tidak mampu bersaing dalam proses akademik konvensional karena keterbatasan gizi, lingkungan, dan kondisi sosial.
“Kita diajak menoleh kepada mereka yang luput dari perhatian, seperti anak-anak yang jadi pemulung atau putus sekolah, padahal mereka adalah bagian dari anak bangsa yang harus berkontribusi untuk Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Oleh karenanya, Gus Ipul menekankan perihal peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang harus memiliki empati sosial.
"Yang pertama, kami harapkan Kepala Sekolah memiliki empati sosial di mana ini adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain termasuk memahami perasaan, pikiran dan perspektif mereka serta bagaimana kondisi sosial yang mempengaruhi mereka," ungkapnya.
Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya soal pendidikan gratis, tetapi juga soal membangun ulang budaya pendidikan melalui sistem berasrama yang mengedepankan penguatan karakter, mental, dan keterampilan.
Ia mengatakan, proses penerimaan siswa tidak melibatkan tes akademik, melainkan verifikasi administrasi untuk memastikan status kemiskinan ekstrem dan pemeriksaan kesehatan.
Load more