Soal Guru Ngaji Cabuli Murid di Tebet, Ketua RT: Warga Kaget, Pelaku Punya Majelis Taklim
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Warga RT 3 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, dikejutkan dengan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh seorang guru ngaji bernama Ahmad Fadhilah.
Sebab, menurut Ketua RT 3, Iin, pelaku dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan keagamaan, dan kerap menjadi khatib salat Jumat, baik lingkungan setempat maupun di luar lingkungannya.
Selain itu, Fadhilah juga diketahui memiliki majelis taklim.
"Kaget, mencemarkan nama baik. Kalau kasusnya nama baik ya gapapa, masyarakat juga di kebon baru kaget. (Pelaku) Warga asli sini. Aktif (kegiatan keagamaan), dia kan punya majelis taklim. Dikenal baik sih, di mata kita baik di masyarakat," ungkap Iin saat ditemui, Minggu (29/6).
Selain itu, Iin juga mengatakan, pelaku telah menjadi guru ngaji di lingkungannya sejak masih bujangan hingga menikah dan kini memiliki tiga orang anak.
Oleh karena itu, kata Iin, warga setempat sangat terkejut dengan kabar aksi bejat pelaku.
"Dia kan mengajar ngaji bukan sekarang-sekarang, udah lama, dari bujang juga udah ngajar ngaji," jelas Iin.
Lebih jauh, Iin menuturkan, pelaku juga sering diundang untuk memberikan ceramah di pengajian ibu-ibu PKK.
Adapun, pelaku membuka kelas privat di rumahnya, yang menjadi lokasi dugaan tindak pencabulan.
Berdasarkan laporan kepolisian, ada 10 anak perempuan, sebagian besar warga sekitar dari RT berbeda, yang menjadi korban dari aksi cabul pelaku.
"Korbannya masih anak-anak, usia paling tua sekitar 12 tahun atau kelas 2 SMP mengalami trauma," ujarnya.
Iin mengatakan, hingga saat ini, korbannya masih merasakan trauma akibat aksi bejat AF.
“Namanya korban sih ya trauma, cuma namanya anak-anak kalau lagi inget ya trauma, kalau gak inget ya ceria. Namanya bocah. Mereka syok nangis. Dipertemukan dengan pak ustadznya ya mereka juga syok," beber Iin.
Menurut Iin, pelaku diduga melakukan perbuatan tersebut saat istrinya tidak berada di rumah.
Kini, rumah pelaku dalam keadaan kosong, dengan istri dan anak-anaknya pergi, diduga untuk menenangkan diri dan menghindari sanksi sosial dari masyarakat.
"Mungkin menenangkan diri ya, beliau juga syok dan gak nyangka, mungkin menghindar (dari masyarakat), sanksi sosial mungkin ya. Siapa sih yang enggak syok," ujarnya.
Saat penangkapan AF berlangsung, Iin mengatakan, situasi sempat memanas.
"Pas udah rame, langsung dibawa polisi, takutnya anarkis,” ungkap Iin.
Kini, pihak RT dan RW telah bertemu dengan para korban di Polsek untuk mendampingi proses penanganan kasus.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, menuturkan bahwa pelaku diduga telah melecehkan sedikitnya 10 anak sejak 2021 hingga Juni 2025.
Ardian mengungkap, pelaku menggunakan modus memberikan pelajaran tambahan tentang hadas laki-laki dan perempuan.
“Pelaku menggambar organ kemaluan di papan tulis, menunjukkan kemaluannya kepada korban, melakukan intimidasi, dan memberikan uang Rp10.000 hingga Rp25.000 agar korban tidak melapor,” ucap Ardian dalam keterangannya, Minggu (29/6).
Ardian menjelaskan, awal mula kasus ini bisa terungkap yakni berdasarkan laporan polisi yang telah teregister dengan nomor laporan: LP / B / 2301 / VI / 2025 / SPKT / POLRES METRO JAKSEL / POLDA METRO JAYA, tanggal 26 Mei 2025.
"Kejadian ini terungkap setelah pelaku melakukan perbuatan cabul terhadap dua korban, CNS (10) dan SM (12), di kediamannya di Jalan K No. 13A, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, pada 18 Juni 2025," ungkap Ardian.
Ardian mengatakan, aksi bejat pelaku dilakukan dengan mengajak korban ke ruang tamu setelah murid laki-laki dipulangkan, lalu memaksa korban memegang kemaluannya hingga mengeluarkan air mani.
"Pelaku juga mengintimidasi korban dengan ancaman dan tamparan agar tidak melapor kepada orang tua," katanya.
"Modus yang digunakan bervariasi, mulai dari menunjukkan kemaluannya hingga memaksa korban melakukan perbuatan cabul secara bergantian," beber Ardian.
Saat ini, pelaku telah ditangkap polisi. Adapun sejumlah barang buktinya berupa hasil visum, sarung, handphone, dan papan tulis. (rpi/dpi)
Load more