Setetes Air Sejuta Asa dari Kampung Adat Malasigi, Papua Barat Daya untuk Indonesia
- Tim tvone - tim tvone
Makasar, tvOnenews.com - Hutan bagaikan kehidupan. Hutan bagaikan Mama. Hutan Malasigi adalah hidup orang-orang Papua Barat Daya. Hak Ulayat Terjaga, Masyarakat Sejahtera. Inilah motto masyarakat Kampung Adat Malasigi, Suku Moi, yang terletak di Distrik Klayili, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
Kampung dengan keterbatasan infrastruktur, akses, dan informasi, terletak nan jauh dari ibukota negara, namun memiliki semangat luar biasa untuk bertahan hidup, bahkan menjadikan tanah lahirnya kini dikenal dunia. Tak jarang banyak wisatawan mancanegara yang melirik Malasigi untuk destinasi wisata, termasuk riset kebudayaan maupun konservasi hutan.
"Kami penuh rintangan dan tantangan. Jalan-jalan di tempat kami masih belum bagus seperti di Jawa. Anak-anak sekolah harus jalan kaki 2 km di desa sebelah. Jalannya naik turun, dan mereka terbiasa dengan jalan kaki. Dulu, untuk listrik kami harus beli BBM sejauh 40 km. Kami butuh 200 liter setiap bulan, 40 juta rupiah per bulan," ucap Menase Fami, Ketua Kampung Persiapan saat menghadiri Media Gathering Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina 2025, di Hotel Claro Makasar, 23-24 Juni 2025.
Semangat yang terus membara dalam diri Menase untuk membangun Malasigi, membuat pengaruhnya di Kampung Adat itu diperhitungkan oleh 52 jiwa. Masyakarat yang sebagian besar bercocok tanam di kebun dan berburu hewan di hutan, perlahan-lahan turut menjadikan Malasigi sebagai Kampung Wisata Malasigi. Sungguh tak pernah dibayangkan, kerja keras mereka untuk menghidupkan Desa Wisata akhirnya bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Malasigi.
Bahkan, di tahun 2024, Desa Wisata Malasigi, berhasil meraih Juara 1 dalam kategori Desa Wisata Rintisan pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI). Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Malasigi berhasil masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik dari 6016 desa wisata yang ikut serta dalam ADWI 2024. Desa ini juga menjadi satu-satunya perwakilan dari Provinsi Papua Barat Daya yang berhasil mencapai tahap final.
Bak Gayung Bersambut, Desa Wisata Malasigi semakin maju dengan kehadiran SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field.
"Dulu, kami bekerja keras tanpa dibayar, tidak ada uang, akhirnya swadaya. Kami mendapat 100 juta rupiah dari Pemerintah Provinsi. Kehadiran SKK Migas dan Pertamina sangat membantu sekali. Listrik sekarang sudah ada 24 jam, air lebih layak dikonsumsi," ucap Menase tersenyum.
Kampung Wisata Adat Malasigi merupakan binaan Pertamina EP Papua Field, Zona 14 Regional Indonesia Timur. Keberhasilan Malasigi tidak lepas dari upaya pelestarian budaya dan alam yang dilakukan oleh masyarakat desa. Selain itu, desa ini juga telah mendapatkan Surat Keputusan Pengelolaan Hutan Kampung, yang memberikan hak pengelolaan hutan kepada masyarakat.
Kini, masyakarat kampung adat Malasigi tak lagi menunggu hujan, tak lagi menyalakan pelita. Bantuan dari SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field menjadikan Malasigi bersinar. Air bersih selalu tersedia, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dibangun oleh Pertamina EP Papua Field.
"Masyakarat Malasigi, tidak sama dengan teman-teman di Jawa. Kami punya komitmen, semangat, kerja keras, kerjasama dengan banyak pihak. Mudah-mudahan Desa Wisata Malasigi semakin berkembang," terang Menase penuh harap.
SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field hadir memperbaiki kualitas air sungai untuk Desa Wisata Malasigi. Penerapan aplikasi energi ramah lingkungan untuk pompa air juga diberikan untuk Desa Wisata Malasigi.
"Di kampung kami ada wisata air panas. Air panas ini ada di bawah sungai Kalipanas. Tapi ini bukan dari gunung merapi. Air panas ini bisa untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya Covid-19 yang dulu pernah melanda Indonesia, juga sakit gatal-gatal, karena ada kandungan belerang disitu. Ada juga burung cendrawasih yang harus kami jaga. Ayo kalau mau ke Malasigi," celoteh Menase kepada awak media.
Ketersediaan kawasan hutan adat yang masih terjaga dan memiliki legalilasi, serta perlindungan jangka panjang, termasuk potensi satwa endemik Papua sebagai objek wisata, menjadikan SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field turut terlibat dalam memajukan kawasan itu.
"SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field terus mendukung keberlangsungan lingkungan alam yang harus terus terjaga. CSR kami gelontorkan ke berbagai daerah sebagai dukungan untuk menjaga alam agar selalu lestari," jelas Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas.
Alam milik bersama, Menase, Ketua Kampung Adat Malasigi, Distrik Klayiyi, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya mengucapkan terima kasih kepada SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field, yang terlibat dalam kemajuan masyarakat Malasigi Suku Moi.
"Kami berharap kepada Pertamina agar ada pembinaan atau pelatihan SDM untuk generasi-generasi kami, sehingga anak-anak muda di desa kami nantinya bisa mengelola Desa Wisata Malasigi lebih maju lagi. Pelatihan public speaking penting sekali buat kami, karena banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Malasigi," harap Menase.
"For us Papuans, the Forest is Mother." (hen)
Load more